Minggu, 25 Juli 2021

Kemonsa

WALI PAIDI

 WALI PAIDI 

Wali paidi adalah anak ketiga dari tiga bersaudara, dia anak terakhir,kakaknya yg pertama  namanya sholeh, dan sekarang dia jadi kiai di daerah Kediri, punya pondok salaf kecil, yg  hanya ramai ketika bulan ramadlan, sudah menjadi budaya kalau bulan ramadlan banyak  santri dari pondok lain yg ngaji posoan hanya untuk menghatamkan beberapa kitab, karena  kalau ngaji pas bulan ramadlan ngaji kitabnya super cepat yg bertujuan memang untuk  menghatamkan bukan untuk kepahaman. 

Wali Paidi (Eps : 01) 

Berkumpulnya 40 Wali Allah Pada Hari Arofah 

Dikisahkan setiap tgl 10 arofah ada perkumpulan 40 wali diatas gunung di daerah makkah, 40 wali  ini tersebar ke seluruh pelosok dunia, dan setiap tahun mereka berkumpul di atas bukit di daerah  makkah ini (maaf tempat dirahasiakan) yg datang ada yg terbang, ada yg naik sajadah sprti aladin,  ada yg muncul dari dlm perut bumi, ada yg naik burung, ada yg cling tiba-tiba sudah di tempat. 

Acara tahunan ini, (semacam reuni) yg di pimpin langsung oleh king of the king Sulthonul Aulia (gak  pake pohan) rajanya para wali yg setiap masa hanya satu orang di JAGAD SELURUH ALAM SEMESTA  ini. 

Diatas bukit mulai terdengar dentuman2 lantunan dzikir yg terpancar dari hati mereka, diatas bukit  para malaikat berwujud awan ikut menyemarakkan acara reuni tahunan ini dgn hembusan angin yg  sepoi2 berlantunkan takbir, tahmid dan tahlil (Al-hamdulillah malaikate iki yo NU). Tampak di  kejauhan di bawah bukit ada orang yg tdk terlalu tua tampak tertatih2 dan sangat kesulitan  mencoba menaiki bukit, berbeda dgn wali2 yg datang sebelumnya, seorang tua ini tampak sangat  kesulitan menaiki bukit dgn tongkatnya dia berusaha melewati bebatuan yg terjal dan  berliku, kadang dia berhenti sebentar tuk mengatur pernafasannya lalu melanjutkkan menaiki bukit lagi, setelah sampai dipuncak tampak jelaslah orang ini, gemuruh nafasnya masih tampak tersenggal senggal kecapekan. pakaiannya biasa. jubah putih yg agak kecoklatan agak kotor,, walaupun  kelelahan wajahnya selalu tersenyum, dari wajahnya bisa dikatakan orang ini gak gampang  meremehkan orang lain, tawadhu dan sopan... 

Para wali menghentikan aktifitasnya setelah melihat kedatangan orang tua ini, Suasana tiba-tiba  hening, satu persatu para wali menyalami orang ini dgn penuh hormat dan takdzim... 

''Ahlan wa sahlan ya habibullah ya Sulthanul Aulia...'' ucap mereka.

Eh... ternyata orang yg tampak biasa sekali ini adalah rajanya para wali, keramatnya dan  kesaktiannya seakan tidak ada sama sekali.... 

''Tolong panggilkan paidi orang indonesia itu suruh kesini...'' ucap sang sultonul aulia' kpd para  wali disela-sela kerumunan para wali. 

Munculah seorang pemuda dgn jas layaknya tentara dan peci hitam yg agak tinggi, dari wajahnya  terlihat kalo paidi ini pemuda yg kocak, dgn wajah cengar-cengir pemuda ini mendekati sang sultan  aulia dan mencium tangannya, setelah wali paidi ini menghadap. 

sang sulthon ini berkata kpdnya, 

''Di.... Paidi sini aku minta rokoknya dan tolong sekalian masak air buatkan kopi..'' Hehehe... ternyata wali yg kemana2 bawa rokok dan kopi hanya wali dari indonesia....


WALI PAIDI (Eps: 2) 

Ilmu Melipat Bumi 

Sehabis dari pertemuan di Makkah, wali paidi kembali lagi ke Indonesia, 

wali paidi pingin mencoba ilmu yang baru saja didapat dari temannya wali dari india Naseer khan  yaitu ilmu melipat bumi. 

Teman wali paidi ini memang terkenal sakti, seluruh biksu di india tidak dapat menandingi  kesaktiannya, bahkan biksu dari tibet banyak yang masuk islam, setelah kalah bertarung dengan  naseer khan ini. 

Ketika berangkat ke Makkah wali paidi “nunut” sama temannya dari india ini, wali paidi hanya  disuruh menggandeng tangannya lalu tiba-tiba saja cling.... wali paidi dan temannya Naseer khan  sudah berada di Makkah diatas bukit tempat pertemuan. 

Dan karena kasihan wali Naseer khan ini mengijazahkan ilmu melipat bumi kepada wali paidi, supaya  diacara pertemuan-pertemuan yang akan datang wali paidi tidak repot mencari nunutan lagi. Wali paidi memejamkan matanya dan mulutnya mulai berkomat kamit membaca doa-doa khusus,  tiba-tiba saja tubuh wali paidi terasa dingin, bumi yang didudukinya terasa seperti es, wali paidi  membuka matanya tampak didepannya bukit yg tertutup es, dia melihat kebawah, bumi yg  didudukinya juga terbuat dari es. 

"Dimanakah aku ini" bathin wali paidi. 

Wali paidi berdiri, melihat sekelilingnya, semuanya tampak putih tertutup salju, wali paidi berjalan  mengitari tempat yg belum pernah dilihat selama hidupnya, sepi tiada orang sama sekali, lama lama  wali paidi mendengar ada orang yg bersenandung membaca sholawat, wali paidi dengan langkah  perlahan-lahan mengikuti asal suara senandung sholawat tersebut, dan tampaklah di depannya  beruang besar putih, membungkuk ditepi sungai mencari makanan ikan segar, masya Allah ternyata  yg bersenandung itu bukan manusia tapi beruang putih ini, wali paidi berhenti, beruang putih itu  menoleh kepada wali paidi dan berkata kepadanya; 

"Assalamu’alaikum" ucap beruang itu. 

"Wa'alaikumussalam" jawab wali paidi dgn perasaan kaget dan heran. 

"Kamu wali paidi kan, aku tadi dapat kabar kalau nanti ada orang yg kesasar kesini, namanya  wali paidi," ucap beruang itu. 

setelah memakan ikan yg baru didapatnya beruang putih itu melanjutkan berkata lagi, "Kamu jangan kuatir memang sudah biasa orang belajar itu tidak bisa langsung menguasai ilmu  yang baru didapatnya, cobalah sekali lagi" kata beruang tersebut lalu pergi meninggalkan wali  paidi. 

Wali Paidi diam seribu bahasa, wali Paidi mendongak ke atas melihat posisi matahari, ternyata dia 

kesasar ke kutub selatan , dan bertemu beruang putih yg bisa bicara. 

Setelah sholat sunnah dua rokaat, wali paidi mulai merapal doanya kembali dan cling...... Wali paidi membuka matanya kembali, dan betapa kagetnya wali paidi ketika membuka matanya  tampak disekelilingnya banyak orang berlarian dgn memakai baju gamis selutut dgn memakai  surban, tampak ditangan mereka senjata AK 47, terdengar suara bising peluru berseliweran. "Aduh.... kesasar lagi aku ini, tadi kesasar kekutub selatan , sekarang kesasar lagi ke Afghanistan,  wes-wes kok gak kesasar ke Hollywood saja..." gumam wali paidi. 

Wali paidi mengamati salah satu pasukan yg semuanya berjenggot panjang, wali paidi tersenyum  sendiri melihat jenggot mereka, memang di negara yg dikuasai taliban ini bukan operasi helm yg  dilakukan disana tapi operasi jenggot, kalau ada laki-laki yg tidak berjenggot maka kena tilang. 

Wali paidi berdiri berjalan mencari ketempat yg sepi, wali paidi tidak suka dgn peperangan, wali  paidi memutuskan untuk langsung pergi saja, setelah menemukan tempat yang sepi, wali paidi mulai  merapal do’a-do’a ilmu melipat buminya lagi. 

Angin sepoi-sepoi menerpa wajah wali paidi, wali paidi membathin mudah-mudahan tidak kesasar  lagi, wali paidi membuka matanya perlahan-lahan tampak didepannya rumah yg terbuat dari kayu,  persis rumah para transmigrasi diluar pulau, tidak lama kemudian keluarlah seorang tua berpeci  putih dgn baju taqwa dan bersarung melambaikan tangannya memanggil wali paidi, wali paidi  teringat dgn orang tua ini, beliau adalah Habib Ali Al-habsyi pahat malaysia, yg kemarin juga ikut  pertemuan di Makkah, 

"Masya Allah ternyata aku masih kesasar lagi" bathin wali paidi. 

Wali paidi melangkahkan kakinya mendekati habib Ali al-Habsyi, wali paidi teringat beberapa tahun  yg lalu ketika sayyid Maliki dari Makkah mau berkunjung ke ndalemnya habib Ali ini, Di dalam perjalanan sayyid Maliki ini tiba-tiba merasakan kangen yg amat sangat terhadap datuknya  baginda Nabi Muhammad, setelah sampai didepan ndalem habib Ali, al-Habib Ali hanya menyuruh  masuk sayyid Maliki, sedang rombongan yg lain disuruh menunggu diluar, beberapa menit kemudian  sayyid Maliki keluar dgn beruraikan air mata, sayyid Maliki menangis tersedu-sedu. 

“Sudah terobati kangenku...” ucap sayyid Maliki dgn masih menangis. 

Ternyata ketika sayyid Maliki masuk ke ndalemnya habib Ali, sayyid Maliki dipertemukan oleh habib  Ali dengan baginda Nabi Muhammad SAW, Subhanallah..... 

“Mari masuk nak, jangan melamun saja" ucap habib Ali. 

"Inggih mbah..." jawab wali paidi, lalu melangkah mendekati habib Ali , 

setelah mencium tangan beliau, wali paidi masuk ke ndalem. 

"kamu memang gak bakat dgn ilmu melipat bumi itu nak paidi, jadi nanti gak usah dicoba lagi,  kamu naik pesawat saja dari sini ke Indonesia" kata habib Ali. 

"Inggih mbah" jawab wali paidi.

"Siapa tahu nanti ketika kamu naik pesawat, kamu bertemu dgn mulan jameela yg kamu  gandrungi itu" Goda habib Ali. 

“Ha... ha... ha....” wali paidi hanya bisa tertawa mendengar godaan habib Ali ini. 

Setelah makan bersama, wali paidi pamit pulang, habib Ali menepuk- nepuk pundak wali paidi  mengantarkannya keluar dari ndalem. 

“Ingat perintah sang Sultan nak paidi, setelah sampai ke rumah segeralah ke gunung Arjuna untuk  kholwat disana..” ucap Habib Ali. 

"Inggih mbah" jawab wali paidi. 

Setelah mencium tangan habib Ali, wali paidi beranjak pergi kebandara, naik pesawat pulang ke  Indonesia.

WALI PAIDI (Eps: 3) 

Mengobrak Abrik Kerajaan Jin 

Setelah beberapa hari di Indonesia wali paidi ini berencana melakukan suluk nyepi ke gua di gunung  Arjuna sesuai perintah sang Sulthonul Aulia... 

Wali paidi mulai berkemas untuk berangkat ke gunung Arjuna. Ber pres-pres rokok sudah disiapkan  mulai dari Dji sam soe, Gudang Garam dan Djarum sudah lengkap, tidak ketinggalan kopi satu blek  juga dibawahnya. 

Setelah sampai di kaki gunung Arjuna wali paidi mulai mendaki mencari gua yg di maksud oleh sang  Sulthonul Aulia, pada hari yg ketujuh sejak pendakian wali paidi akhirnya menemukan gua tersebut,  gua itu mulutnya kecil tertutup ilalang tapi dalamnya luas , dipojok kiri ada sumber mata air dan di  pojok kanan ada batu yg menyerupai meja yg kemungkinan oleh yg punya gua ini dulu dipakai untuk  sholat. Wali paidi menaruh barang bawaannya di sebelah batu yg mirip meja tsb, dan pergi menuju  ke mata air untuk mandi dan berwudlu, ketika mandi hati wali paidi ini dgn sendirinya berzikir dgn  cepat dan otomatis, pengetahuan ruhani wali paidi semakin bertambah, hatinya berbunga-bunga  tanpa dpt ia cegah, Nur bashirohnya semakin terang benderang, setelah berwudlu wali paidi ini  melakukan sholat di atas batu yg mirip meja itu, beratus ratus rokaat tanpa terasa telah berlalu dan  wali paidi baru sadar ketika terdengar ayam berkokok. 

Wali paidi turun dari batu menuju tempat perbekalannya untuk membuat kopi dan duduk santai  sambil merokok, panci sudah di keluarkan dan rokok Dji sam soe reefil sudah di siapkan, tapi  alangkah kagetnya wali paidi ini ketika mencari korek tidak ada, ia keluarkan semua isi tasnya tapi  tetap saja korek tidak ditemukan, 

''Wadoh ciloko iki,'' wali paidi bergumam sendiri, 

Dia melihat kopi satu blek yg aromanya begitu harum dan berpres-pres rokok berbagai merk  tergeletak disamping kopi. 

''Wes.. wes.. muspro kabeh iki, kok bisa koreknya gak kebawa..'' kata wali paidi mulai kesal. 

Satu dua hari dilalui wali paidi ini tanpa kopi dan rokok dan pada hari yg ketiga wali paidi mulai tidak  tahan, hatinya semeblak ketika melihat kopi dan rokok yg terkulai tak berguna. Wali paidi mulai  membaca hizb, semua hizb ia kerahkan dan setelah membaca Asyfa' 3 kali wali paidi ini  mengusapkan telapak tangannya pada matanya dan byarr... 

Seluruh alam jin dan makhluk halus lainnya tampak sangat jelas, terlihat Wali paidi segerombolan jin  diluar gua sebelah kiri. Kira-kira 10 meter dari mulut gua, wali paidi mendatangi bangsa jin yg  terdekat dgn gua tsb. 

Gerombolan jin yg melihat wali paidi datang, tampak ketakutan. 

''Ada yg punya korek api?'' tanya wali paidi kpd bangsa jin. 

''Kami gak punya'' jawab mereka.

Wali paidi langsung mengobrak abrik tempat para jin tsb, para jin lari tunggang langgang dan banyak  sekali yg terluka. Selanjutnya Setiap tempat yg ada jinnya didatangi oleh wali paidi ini dan kalau  ditanya jawabannya gak pny korek api maka wali paidi ini langsung mengobrak abrik tempat  tersebut. 

Gemparlah seluruh bangsa jin digunung Arjuna melihat sepak terjang wali paidi ini, seluruh desa dan  kota dari kerajaan jin di gunung arjuna ini telah di obrak abrik oleh wali paidi. Nama wali paidi  menjadi terkenal menjadi momok yg menakutkan dikalangan bangsa jin. 

Dan akhirnya tibalah wali paidi ini dipusat kerajaan bangsa jin, ketika sampai di gerbang kerajaan  wali paidi disambut oleh 2 jin prajurit yg memang oleh raja mereka diperintahkan untuk menyambut  wali paidi dan mengantarkan kepadanya. 

Tampak wajah-wajah yg ketakutan di wajah prajurit jin ini melihat wali paidi, Dgn suara tergagap - gagap. 

Prajurit ini mempersilahkan kpd wali paidi untuk masuk istana dan menemui raja mereka. Dalam  istana raja jin yg bernama Ismoyo ini sudah menunggu kedatangan wali paidi, setelah wali paidi  masuk istana, raja Ismoyo ini langsung turun dari singgasananya menyambut langsung wali paidi dan  mempersilahkan wali paidi untuk duduk di sampingnya. 

Dgn agak takut raja Ismoyo ini bertanya, 

''Hamba dengar tuan wali telah membuat geger kerajaan hamba, tuan telah mengobrak abrik  seluruh wilayah kerajaan hamba, tuan telah mengobrak abrik seluruh wilayah kerajaan tanpa ada  yg sanggup melawan tuan, Apakah gerangan yg tuan cari, sehingga tuan murka begini, mungkin  hamba bisa membantu,'' 

Wali paidi menjawab : 

''Aku mencari korek, apakah sampeyan punya?''

WALI PAIDI (Eps: 4) 

MengIslamkan Raja Jin 

Seluruh prajurit tegang menunggu jawaban raja mereka, senjata pedang dan tombak sudah mereka  pegang dgn erat bersiap kalau2 ada hal hal yg tdk di inginkan. 

Keringat yg berbau kemenyan keluar dari pori-pori para prajurit raja jin yakni raja Ismoyo, Suasana  tegang masih sangat terasa, saking tegangnya ada perajurit yg terkencing-kencing di celana. Heee.... heeee... heee... 

"Tuan wali, buat apakah korek tersebut, kalau hamba boleh tahu" tanya raja jin Ismoyo. " Buat menyalakan ini dan membuat ini " jawab wali paidi sambil menunjukkan rokok dan kopinya. " Hanya untuk itu .." tanya raja ismoyo heran. 

" Iya... hanya untuk ini " jawab wali paidi singkat. 

Raja jin Ismoyo membathin dalam hati, wali ini aneh, masak hanya gara-gara pingin ngerokok dan  ngopi aja dia telah menghacurkan kerajaanku, dasar wali semprul. 

" Eeeiiitt... namaku paidi bukan semprul " sahut wali paidi. 

" Aah.... maaf tuan, ternyata tuan bisa membaca isi hati hamba" raja jin Ismoyo mulai takut dan  heran. 

" Truuus.. gimana sampeyan punya korek apa tidak " tanya wali paidi lagi. 

" Kalau hanya untuk menyalakan itu, pakai ini saja tuan " jawab raja Ismoyo sambil menjulurkan  jari telunjuknya yg tiba-tiba bisa mengeluarkan api. 

" Masya Allah... kalian kan memang terbuat dari api, maaf baru ingat. 

Heee hee he he " jawab wali paidi sambil cengengesan. 

Wali paidi mendekati raja Ismoyo, mengeluarkan sebatang rokok Dji Sam Soe refillnya dan mulai  menghisap rokoknya. 

" Hu... Allah... Hu... Allah.. " 

begitulah yg terdengar ketika wali paidi merokok, 

Selanjutnya raja Ismoyo memanggil panglimanya dan berkata kepadanya : 

" Buatkan kopi buat tuan wali ini " perintah raja Ismoyo sambil mengambil kopi dari wali paidi dan  menyerahkan kpd panglimanya.

"Jangan manis-manis ya..." wali paidi berpesan. 

Kerajaan raja Ismoyo ini yg terkenal angker dan ditakuti bangsa jin dan manusia sekarang berubah  bagaikan warung kopi pinggir jalan gara-gara wali paidi. 

" Sampeyan tidak merokok..." tanya wali paidi. 

" Tidak.." jawab sang raja. 

" Apakah sampeyan jin muhammadiyyah " tanya wali paidi lagi. 

" Saya tidak mengerti maksud tuan " jawab raja Ismoyo heran. 

" Maaf, agama sampeyan apa " tanya wali paidi. 

" Saya tidak beragama " jawab raja Ismoyo. 

" Ooh.... begitu.." gumam wali paidi keduanya lalu terdiam agak lama. 

" Maaf tuan, wirid apa yg tuan baca, sehingga tuan tidak bisa dikalahkan oleh para prajurit saya  " tanya raja Ismoyo penasaran. 

" Hizb dan sholawat " jawab wali paidi. 

" Maukah tuan mengajarkan kepada saya " pinta raja Ismoyo. 

" Iya... boleh, tapi sampeyan harus masuk islam dulu " jawab wali paidi. 

Lalu raja Ismoyo memanggil panglimanya, memerintahkan kepadanya untuk mengumpulkan seluruh  rakyat dan semua prajuritnya, dalam sekejab balai agung istana ramai dipenuhi prajurit dan rakyat,  bahkan sampai meluber keluar istana, selanjutnya raja Ismoyo bersimpuh dikaki wali paidi diikuti  seluruh rakyatnya 

" Kami dgn suka rela siap masuk islam, mengikuti agama tuan " kata raja Ismoyo kpd wali paidi. " Baiklah.... ikuti apa yg aku ucapkan..." kata wali paidi. 

Dengan suara yg sangat berwibawa wali paidi mengucapkan dua kalimat syahadat di ikuti seluruh  bangsa jin kerajaan raja Ismoyo. 

Ucapan syahadat para bangsa jin ini menggema keseluruh gunung arjuna bahkan seluruh hewan  digunung arjuna berhenti sejenak tidak ada yg bersuara mendengarkan ucapan syahadat ini, setelah  mengucapkan dua kalimat syahadat, wali paidi mengajarkan pada mereka apa itu islam dan  menjabarkan arti iman secara singkat.

Selanjutnya wali paidi tinggal di istana raja Ismoyo guna mengajari mereka cara sholat, cara ber  dzikir dan lain sebagainya, setelah beberapa minggu tinggal di istana wali paidi akhirnya mohon  pamit kepada raja Ismoyo. 

" Kami masih butuh pencerahan dari tuan, sudilah kiranya tuan tetap disini beberapa hari lagi  " pinta raja Ismoyo kepada wali paidi. 

" Jangan kuatir, kelak aku akan datang lagi kemari " kata wali paidi dan dengan tersenyum wali  paidi mendekati raja Ismoyo dan memegang dada raja Ismoyo, sambil berkata : "Ajaklah hatimu untuk dzikir terus menerus, ucapkan Allah... Allah.... secara berkesinambungan,  dalam keadaan apapun teruslah berdzikir, dan berusahalah selalu dlm keadaan punya wudlu,  andai Allah mencabut nyawamu, kamu dlm keadaan suci..." 

" Terima kasih tuan, pesan tuan akan kami laksanakan.." jawab raja Ismoyo dgn ta'dzim. " kalo hatimu sudah bisa berdzikir, maka Allah sendiri yg akan membibingmu..." kata wali paidi. " Apakah kami akan menjadi wali kalau hati kami sdh bisa berdzikir sendiri " tanya raja Ismoyo. 

"Haa.. haa... haa.... 

jangan sekali-kali punya niat pingin menjadi wali, krn keinginan itu termasuk nafsu, berdzikirlah  krn Allah, jgn ada niatan yg lain" jelas wali paidi. 

Setelah menghisap rokoknya, wali paidi berkata lagi 

" Allah menjadikan manusia pemimpin dimuka bumi ini, 

dan mengangkat para walinya dari kalangan manusia " jelas wali paidi lagi. 

" Ooh begitu... kalau Allah menghendaki begitu kami sangat ridho dgn keputusan Allah  tsb," jawab raja Ismoyo maggut-manggut. 

" Kalau boleh tahu tuan ini wali yg bagaimana? " tanya raja Ismoyo selanjutnya. 

" Hhmm... aku adalah wali abdal, wali pengganti, kalo istilah dalam sepak bola sebagai pemain  cadangan, wali tingkat rendah, aku dulu hanya seorang abdi seorang kyai, tugasku hanya  menyiapkan rokok dan kopi, setelah kiai saya meninggal akulah yg dipilih Allah sebagai  gantinya" terang wali paidi. 

" Jadi wali itu jumlahnya tetap sama dari dulu sampai skrng ?" tanya raja Ismoyo dgn  bersemangat. 

" Iya, jumlahnya wali diseluruh dunia tetap sama, krn setiap yg meninggal pasti ada gantinya,  biarpun km tidak ada hak untuk menjadi wali kamu hrs tetap semangat, krn dimata Allah derajad  seseorang itu dilihat dari ketaqwaannya, wali itu hanya title yg diberikan Allah buat para  wakil2nya dimuka bumi, guna untuk mengatur dan menata manusia dan wali dipilih dari para 

hamba yg dikehendakiNya, bukan krn ibadahnya bukan krn dzikirnya tapi krn kehendak Allah, jadi  salah besar kalau ada orang yg pingin atau mempunyai cita2 menjadi wali..." jawab wali paidi. 

" Terimakasih tuan... mudah2an apa yg tuan ajarkan kepada kami menjadi ilmu yg manfaat" ucap  raja Ismoyo. 

Akhirnya wali paidi pamit dan meninggalkan gunung Arjuna di iringi raja Ismoyo dan seluruh  rakyatnya.... 

Setelah wali paidi sudah tidak tampak raja Ismoyo dgn suara yg lantang berkata kepada rakyatnya. 

" Rakyatku semuanya.... nanti atau kapanpun, kalau ada orang yg ke gunung Arjuna ini berbekal  rokok dan kopi, jgn sampai di ganggu, jagalah mereka sampai mereka meninggalkan gunung  arjuna ini, demi menghormati guru kita wali paidi " 

" Titah paduka akan kami laksanakan... " jawab mereka serempak

WALI PAIDI ( Eps: 5 ) 

Bertemu Orang Sholat Di Atas Daun 

Sesampainya dirumah sehabis dari gunung Arjuna, wali paidi menjalankan aktifitas sebagaimana  biasanya, tiap pagi wali paidi pergi kepasar berjualan minyak wangi, orang-orang dipasar dan  dirumahnya biasa memangilnya kang paidi tukang minyak, sekitar jam 1 siang wali paidi ini menutup  tokonya dan pulang, 

Setelah sholat ashar sehabis istirahat siang wali paidi mengajari anak-anak kecil dilanggarnya belajar  membaca Al qur'an sampai waktu magrib, dulu dilanggar wali paidi yg sederhana ini ramai sekali  dipenuhi anak-anak kecil yg belajar mengaji, tapi setelah ada sistem iqro' dan qirati, langgar wali  paidi ini sepi, anak2 pada pindah ke TPQ2 yg memang banyak tersebar dikampungnya wali paidi ini, Wali paidi sebenarnya juga ikut pelatihan metode iqro maupun qiroati yg diwajibkan kepada seluruh  guru TPQ guna mendapatkan syahadah (semacam ijazah), tapi wali paidi tidak lulus dlm pelatihan ini  krn seringnya wali paidi merokok dan bawa kopi di dalam kelas, jadinya di langgar wali paidi ini  metode yg digunakan tetap memakai metode lama yaitu metode bagdadi, krn bagi guru TPQ yg tdk  pny syahadah tdk boleh mengajar dgn memakai metode iqro maupun qiroati dan lama kelamaan  murid2 wali paidi habis tinggal 5 anak saja yg tetap mengaji di langgarnya wali paidi. 

Orang tua dari kelima murid wali paidi ini tetap mempercayakan anaknya ke wali paidi ini di  sebabkan masalah ekonomi, mereka adalah orang-orang miskin yg tidak mampu membelikan  seragam TPQ dan buku terhadap anak mereka, dari pada tidak mengaji mereka tetap menitipkan  anak-anaknya kpd wali paidi, krn dilanggar wali paidi ini tidak ada tarikan uang, mereka bebas dari  biaya apapun, malah mereka sering dikasih uang jajan oleh wali paidi ini. 

Menjelang magrib datanglah seorang pemuda yg kira-kira berumur 35 tahun mencari wali paidi,  pemuda ini adalah seorang murid thoriqoh yg disuruh gurunya mencari wali paidi. 

"Nak carilah kiai didaerah ini namanya Ali Firdaus, tapi orang-orang dikampungnya biasa  memanggil dgn sebutan paidi ( Orang yg memberi faedah ), umurnya seumuran dgn mu dan  hanya beliau satu-satunya yg bernama paidi di kampung itu, kalau kamu ketemu dengannya  sampaikan salamku dan mintalah nasehat padanya" Begitulah yg dikatakan guru pemuda ini  kepadanya. 

Waktu itu pemuda ini disuruh mencari wali paidi karena seringnya pemuda ini mengalami hal-hal  aneh, seperti ketika sholat, tiba-tiba ia sudah berada di Makkah dan sholat dihadapan Ka'bah, dan banyak orang yg melihatnya sholat di atas daun, padahal dia ada dirumah. 

Pemuda ini akhirnya sowan kepada gurunya dan melaporkan semua kejadian yg dialaminya, dan  disuruh mencari kiai Ali atau kiai Paidi. 

Sesampai dikampung yg dimaksud, pemuda ini bertanya-tanya kpd orang-orang dimanakah rumah  kiai paidi. 

"Disini tidak ada yg namanya kiai paidi, yg ada kang paidi seorang penjual minyak wangi.." Begitu  jawab orang kampung ketika ditanya pemuda ini.

"Baiklah, dimana rumah kang paidi penjual minyak wangi itu" tanya pemuda ini. 

Pemuda ini yakin bahwa kang paidi itulah kiai paidi yg dicarinya krn gurunya jg bilang bahwa nama  paidi hanya satu orang dikampung ini. 

Pas waktu magrib pemuda ini sampai dirumah wali paidi, pemuda ini bertanya kepada seorang  wanita yg berada didepan rumah wali paidi 

"Apakah benar ini rumah kang paidi penjual minyak wangi" 

"Benar nak, dia ada dilanggar itu, sedang ngimami sholat magrib" jawab wanita itu sambil  menunjukkan langgar yg berada disebelah rumah wali paidi 

"Terima kasih bu.." jawab pemuda ini sambil menuju ke langgar guna sholat magrib dan sekalian  sowan kpd kiai paidi. 

Sehabis wudlu pemuda ini masuk ke langgar sholat berjamaah bersama yg lain, dilihatnya yg sholat  dilanggar ini cuma 3 orang, dia berdiri disamping mereka, ketika pemuda ini mendengar surat Al fatihah yg dibaca wali paidi, hati pemuda ini menjadi galau krn wali paidi ini ketika membaca  huruf "ain" menjadi "ng" , Robbil 'alamin menjadi "Robbil ngalamin "..... 

"Gimana mau khusu' dan diterima sholatnya wong bacanya aja udah keliru, apakah tidak salah  gurunya menyuruhnya sowan kepadanya"gumam pemuda ini dlm hati.. 

Setelah salam dan melakukan wirid seperti biasa pada umumnya, wali paidi ini melanjutkan dgn  sholat sunnah dan sehabis sholat sunnah wali paidi ini keluar dari langgar dan duduk-duduk diteras  sambil merokok... 

Pemuda ini menghadap kepada wali paidi 

"As-salamu'aaikum..." salam pemuda ini. 

"Wa ngalaikum salam..." jawab wali paidi sambil tersenyum. 

Setelah menyampaikan salam gurunya kepada kiai paidi, pemuda ini menceritakan maksud  kedatangannya dan menceritakan hal-hal aneh yg dialaminya kpd wali paidi. 

"Hhmm... saya juga heran, kok kamu sampai bisa seperti itu yah... mengalami hal-hal yg  menakjubkan padahal sholat kamu tadi aja masih sibuk ngurusi tajwid daripada ingat kepada  Allah..." kata wali paidi kepada pemuda ini. 

Seketika pucatlah wajah pemuda ini, dan dalam hati pemuda ini berkata : 

"Masya Allah... ternyata gurunya tidak salah mengenai kiai muda ini" 

Pemuda ini semakin menundukkan kepalanya dihadapan wali paidi ini...

WALI PAIDI ( Eps: 6 ) 

Dikira Masjidil Haram Ternyata 

Pemuda santri thoriqot ini hanya diam, tidak berani berkata banyak didepan wali paidi, suasana jadi  hening, hanya terdengar suara wali paidi yg menghisap rokoknya, 

“Monggo kopine kang, dan ini rokoknya“ wali paidi menawarkan kopi dan rokok Dji sam soenya. “Iya terimakasih...” jawab pemuda itu. 

Setelah menyeruput kopinya pemuda ini mengeluarkan rokoknya dan menyalakannya. “Gimana khabarnya mas kiai mursyid“ tanya wali paidi. 

“Al-hamdulillah baik-baik saja“ jawab pemuda ini. 

“Nanti sehabis sholat isya’ kamu dzikir aja di musholla sini, kalau nanti kamu tiba-tiba berada di  tempat yg asing, kamu baca LA HAULA WALA QUWWATA ILLA BILLAH 3x “ pesan wali paidi. 

“Iya, mas paidi“ jawab pemuda ini. 

Tidak lama kemudian terdengar suara adzan berkumandang, menunjukkan kalau waktu sholat isya’  telah tiba, tampak 3 orang yg tadi sholat magrib telah datang, setelah berwudlu mereka bertiga  masuk ke musholla menunggu wali paidi. Wali paidi berdiri masuk ke dalam musholla dan  mempersilahkan pemuda thoriqot ini untuk ngimami sholat isya’, tapi pemuda ini tidak mau, Wali paidi akhirnya maju dan dimulailah sholat isya’ berjamaah. 

Pemuda thorqot ini sholat tepat dibelakang wali paidi, jadi pemuda ini dapat mendengar dgn jelas  suara wali paidi, tapi pemuda ini tidak mau mengulangi kesalahnnya diwaktu sholat magrib tadi,  sambil membaca fatihah pemuda ini mulai mengajak hatinya berdzikir Allah... Allah... Allah... Pemuda ini mulai merasakan ketenangan dalam sholatnya, suara hiruk pikuk disekitar musholla  mulai hilang, suasana menjadi hening yg terdengar hanya suara wali paidi dan suara hatinya yg  berdzikir, lama kelamaan suara wali paidi yg tadinya cemplang dan terdengar tidak bertajwid  berubah menjadi sangat merdu dan sangat fasih, suara dan bacaan wali paidi bagaikan suara dan  bacaan imam Masjidil Haram, setelah mendengar salam barulah pemuda ini seakan tersadar kembali  lagi kedunia. 

Setelah membaca wirid seperti pada umumnya wali paidi mundur, melaksanakan sholat sunnah dua  rokaat, setelah sholat wali paidi mendekati pemuda thoriqot ini. 

“Sampeyan disini aja, dan mulailah berdzikir seperti yg sampeyan lakukan“ kata wali paidi. “Iya mas paidi“ jawab pemuda ini singkat. 

“Ingat pesan saya tadi“ kata wali paidi lagi.

Pemuda ini menggangguk, setelah ke tiga orang yg ikut jamaah tadi keluar, wali paidi berdiri  mematikan lampu musholla dan ikut keluar, tinggallah pemuda ini sendirian di dalam musholla. 

Pemuda thoriqot ini lalu duduk bersila, dan memulai membaca fatihah, tawasul kepada kanjeng Nabi  Muhammad dan diteruskan tawasul kepada guru-gurunya, setelahnya barulah pemuda ini mulai  membaca wirid yg selama ini selalu istiqomah ia baca, lama kelamaan suasana mulai berubah, angin  yg tadinya menghembus sepoi2 berubah menjadi kencang, satu persatu benda-benda yg berada  didalam musholla mulai hilang satu persatu, bahkan dirinya juga terasa ikut hilang, ber-iringan dgn  hilangnya tubuh pemuda ini, tampak di pengimaman ada cahaya putih yg kecil, hanya cahaya ini yg  tampak karena semuanya telah hilang dalam pandangan mata pemuda ini, dan dgn sayup-sayup  mulailah terdengar suara orang yg berlalu-lalang membaca takbir dan tahmid, cahaya yg tadinya  kecil mulai membesar dan teranglah seluruhnya, dan tampaklah dgn jelas didepan pemuda ini  bangunan segi empat yg tertutup kain hitam yg disekelilingnya terlihat banyak orang yg berjalan  mengitarinya, masya' Allah ternyata pemuda ini telah berada di Makkah, didalam Masjidil Haram. 

Pemuda ini membathin, benarkah aku ini sekarang berada di-masijid Haram, timbul keraguan  didalam hati pemuda ini, dengan perlahan dia meletakkan tangannya di atas marmer Masjid, ada  sesuatu yg hangat yg mengalir ketangannya, 

“Ini marmer sungguhan“ bathin pemuda ini lagi. 

Lalu pemuda ini berdiri melihat lalu lalang orang-orang yg sedang berthowaf, ratusan ribu orang  berjubel jadi satu dgn pakaian putih saling bersahutan memuji Allah, pemuda ini lalu teringat dgn  pesan wali paidi, kemudian duduklah pemuda ini dan mulai membaca “ La Haula Wala Quwwata Illa  Billah” 

Ketika bacaannya sampai ke bacaan yg ke tiga, datanglah angin yg sangat kencang, bumi Makkah  serasa bergoncang, seakan kena gempa, dan tanpa bisa dicegah tubuh pemuda thoriqot ini terguling  guling, suasana menjadi gelap, tubuhnya baru terhenti ketika menabrak sesuatu, berangsur angsur  suasana menjadi tenang kembali, pemuda ini mulai membuka matanya, betapa kaget dirinya,  ternyata dia sekarang berada diatas tumpukkan sampah, tempat yg tadinya dikira Masjidil Haram  ternyata tempat pembuangan sampah.....

WALI PAIDI ( Eps: 7 ) 

Mendengar Dengan Telinga Allah 

Setelah beberapa hari bersama wali paidi, si murid thoriqoh ini menghadap kepada guru mursyidnya  guna melaporkan peristiwa yg dialaminya.. 

Kira-kira sepuluh meter dari gerbang pondok, si murid ini sudah disambut kawannya yg juga mondok  disitu dgn berkata : 

“Kang.... sampeyan sudah ditunggu mas yai didepan mushollah pondok...” “Lho.... yai sudah menunggu tho...” jawab simurid. 

“Iya kang... tadi kira-kira 1/5 jam yg lalu aku disuruh mas yai membuat dua kopi dan beliau  berpesan, setelah membuat kopi tolong taruh di depan mushollah dan cepat2 kamu kepintu  gerbang karena dulurmu akan datang...” terang kawan simurid. 

Mereka berdua memasuki pintu gerbang pondok yg begitu kecil, pintu gerbang pondok disini  memang beda dgn pintu gerbang pondok2 lainnya, pintu gerbang disini Cuma satu daun pintunya dg  ukuran 1 meter x 2 meter terbuat dari kayu yg dilapisi seng, kalau ada orang yg tidak pernah  kepondok ini pasti tidak tahu pintu gerbangnya... 

Pernah dulu abahnya mas yai ini mau merenovasi pintu gerbang ini dgn membuatnya agak lebar dan  diperbagus, tapi malamnya abahnya mas yai ini mimpi bertemu mbah yai yg mengatakan: “Nak... jgn dipugar pintu gerbang itu, biarlah seperti itu saja, biarlah orang mengira kalau disini  tidak ada pondok..” 

Setelah mimpi tersebut abah yai urung merenovasi pintu gerbang pondok, Setelah melewati pintu  gerbang pondok si murid dan kawannya ini melihat mas yai sudah duduk sambil merokok di depan  mushollah pondok dan didepannya ada dua cangkir kopi.... 

Si murid mengucapkan salam kpd mas yai 

“As-salamu ‘alaikum..” 

“Wa alaikum salam” jawab mas yai. 

Setelah mencium tangan gurunya si murid ini duduk didepan mas yai sedang kawannya pergi tidak  ikut duduk dengannya karena yg di panggil mas yai bukan dia... (inilah adab seorang murid). 

Setelah menceritakan pengalamannya, si murid ini bertanya kepada guru mursyidnya, “Yai.... ketika sholat dulu, saya mendengar bacaan wali paidi itu tidak sempurna tapi lama  kelamaan suara wali paidi ini berubah menjadi sempurna dan sangat merdu... apa maksud semua  itu...”

Setelah menghisap rokoknya dalam-dalam mas yai ini berkata: 

“Kamu kan jelas pernah mendengar, kata Nabi : Bau mulut orang yg berpuasa itu wangi bagaikan  minyak kesturi dihadapan Allah.... 

ketika kamu mendengar suara kang paidi itu menjadi merdu, sesungguhnya kuping yg kamu pakai  untuk mendengar itu kupingnya gusti Allah... 

Kalau kupingmu sendiri yg kamu pakai maka terdengar seperti itu jadi terdengar tidak sempurna  menurutmu, tapi dihadapan Allah bacaan kang paidi ini begitu merdu... Begitu juga dgn bau  mulut orang yg berpuasa, akan tercium sangat busuk kalau menciumnya itu dgn hidung kita  sendiri...” 

Simurid ini bertanya lagi: 

“Apakah kang paidi ini juga orang thoriqoh...” 

“Iya.... dia murid abahku, kang paidi ini sebelum masuk thoriqoh perilakunya sudah sangat  berthoriqoh... 

Kalau kamu melihat tingkah polahnya yg awur-awuran itu hanya untuk menutupi ke-sejatian  dirinya... 

Setahu saya kang paidi ini orang yg tidak punya su’udzon kepada orang lain, kepada siapapun  orangnya baik anak kecil maupun maling, kang paidi ini tetap husnudzon, inilah salah satu  kelebihan kang paidi..” jawab mas yai. 

“Tapi.... mengapa bukan yai sendiri yg mengatakan kepada saya kalau selama ini tempat yg saya  kira Makkah itu sebenarnya tempat pembuangan sampah..” tanya si murid lagi. 

“Hahahaha.... itu memang tugasnya kang paidi... dan lagi, tempat pembuangan sampah itu kan  dekat dgn mushollah kang paidi... kalau aku yg menunjukkan, kamu akan bingung berada  dimana, sedangkan TPA itu jauh dari sini.... 

******** 

Di tempat lain wali paidi sedang kedatangan seorang tamu yg pingin sekali bisa berangkat haji. 

“Kang..... saya ingin sekali bisa berangkat haji.... tolong saya dikasih amalan yg bisa membuat  saya bisa berangkat haji...” pinta orang tersebut. 

“Saya tidak bisa... coba sampeyan minta kepada yai yg lebih mengerti soal itu.... saya ini orang  bodoh..” jawab wali paidi. 

“Tidak kang ... saya tidak keliru krn saya bermimpi kalau sampeyanlah yg bisa menunjukkan jalan  tersebut...” bantah orang tersebut. 

“Baiklah.... kalau sampeyan memaksa.... sehabis sholat shubuh sampeyan baca surat yasin  sebanyak 7 kali, kalau ada apa2 sampeyan kesini lagi..” jawab wali paidi. 

Setelah orang tersebut membacanya selama 1 bulan tapi tidak terjadi apa-apa, orang ini kembali  kepada wali paidi.

“Tidak ada apa-apa kang....” kata orang yg kepingin naik haji ini. 

“Kalau begitu bacaan surat yasinnya ditambah surat waqiah sebanyak 7 x... Nanti kalau ada apa-apa sampeyan kesini lagi...” kata wali paidi. 

Setelah dibaca selama 1 bulan surat yasin dan surat waqiah ini tetap tidak mengeluarkan tanda apa apa, akhirnya orang ini kembali lagi ke wali paidi. 

“Masih belum ada tanda apa-apa kang....” kata orang yg kepingin naik haji. 

Wali paidi terdiam dan memejamkan matanya sebentar, selanjutnya dgn mantab dia berkata kepada  orang tersebut : 

“Kalau begitu... tambah lagi dgn surat tanah... pasti sebentar lagi sampeyan akan berangkat  haji....” 

“Ha..ha..ha...” 

Orang yg kepingin haji ini tertawa terbahak bahak mendengar jawaban wali paidi.... “Anu kang... katanya para kiai.... haji itu tidak hanya ibadah ruhani saja, tapi juga ibadah jasadi,  terutama ibadah dengan bondo atau duit....” jawab wali paidi dgn mimik serius tapi terlihat lucu.

WALI PAIDI ( Eps: 8 ) 

Bertemu Nabi Khidir 

Wali paidi menyusuri jalan, pergi tanpa arah dan tujuan, dia hanya berjalan dan berjalan, Lupa akan  makan dan minum, wali paidi pingin menghindari orang2 yg mulai tahu kedudukannya, mulai banyak  orang sekarang yg memanggilnya gus, memanggilnya kiai bahkan ada yg terang2an menggangilnya  sang wali. 

Kehidupan wali paidi sekarang tampak ramai, ada saja orang yg memerlukan bantuannya, soal  jodoh, soal penglaris dan ada juga yg hanya minta barokah do'a dan yg paling berat ada yg minta  diakui murid. 

Wali paidi merasa terusik, dia kepingin merasakan kehidupannya yg dulu, orang-orang hanya  mengenalnya sebagai penjual minyak wangi, dgn pengajar alif-alifan di musholla kecilnya. 

Dan sekarang banyak orang yg berlomba-lomba pingin membangun mushollanya, Wali paidi pingin  menghindari itu semua, dia jenuh akan semua pujian yg dialamatkan pada dirinya, lebih-lebih akan  datangnya Malaikat yg 

mengunjunginya baru-baru ini. 

Wali paidi mulai memasuki hutan belantara, dia berjalan terus dan berhenti ketika dia melihat  didepannya ada sungai, dia mendekati bibir sungai, dilihatnya airnya begitu jernih, dia menunduk  dan mulai membasuh tangan dan mukanya, lalu wali paidi memperbarui wudlunya, karena wali paidi  ini diberi kemampuan oleh Allah untuk selalu dlm keadan suci ( punya wudlu ) atau bahasa ngaji sak  paran parannya "Da'imul wudlu " 

Setelah wudlu wali paidi baru sadar kalau ada orang yg agak jauh disampingnya, orang itu sedang  memancing. Wali paidi mendekati orang itu, dia merasa orang itu bkn orang sembarangan melihat  wajah dan tiba-tiba saja hati wali paidi semakin tentram ketika melihat orang ini, Wali paidi mau  mengucapkan salam tapi kedahuluan orang tsb. 

"As-salamu'alaikum kang paidi" ucap orang itu. 

"Wa-alaikum salam, kalau boleh tahu siapakan anda" tanya wali paidi keheranan. "Untuk saat ini namaku Syukron fahmi" jawab orang itu. 

Wali paidi terdiam, dia hanya menunduk memikirkan jawaban orang tsb, dan tiba-tiba saja sikap wali  paidi berubah dgn sendirinya tanpa ia sadari, wali paidi bersikap seakan mengahadapi gurunya. 

"Kang paidi sampeyan tidak seharusnya menghindari semua itu, pujian-pujian itu adalah ujian  buatmu, ujian yg berupa pujian itu lebih berat dari penghinaan, Allah mau meningkatkan derajad  sampeyan..." ucap orang itu. 

Wali paidi semakin menunduk, ternyata orang yg sedang memancing ini tahu akan keadaan dirinya.

"Kang paidi, dgn menghidari pujian-pujian itu sama saja sampeyan menafikan kekuatan Allah, krn  sampeyan merasa tidak mampu, padahal Allahlah yg memberi kekuatan" kata orang itu lagi. 

Wali paidi hanya bisa diam dan semakin menunduk, air mata mulai meleleh dari matanya. 

"Ingat, La Haula Wala Quwwata Illa Billah, merasa mampu dan merasa tidak mampu itu tidak  boleh, itu sudah syirik khofi bagi orang setingkat sampeyan, krn Allah yg memberi kekuatan, Allah  meliputi segalanya " lanjit orang itu. 

Wali paidi menangis sesunggukan, dia yakin orang yg di depannya adalah Nabiyullah Khidir, dia ingin  bersalaman dengannya untuk memastikannya, setelah menangisnya agak reda, wali paidi  mengangkat wajahnya dan mau bersalaman dgn orang itu, Tapi orang yg mengaku bernama Syukron  Fahmi sudah hilang dari hadapannya.... 

Setelah bertemu sosok yg mengaku bernama Syukron Fahmi, wali paidi masih terdiam dalam  duduknya, masih terngiang-ngiang ucapan sosok misterius yg menggugah jiwanya itu. Wali paidi berdiri membersihkan tempat duduknya dan mulai melaksanakan sholat, setelah salam,  wali paidi berdiri lagi dan melakukan sholat lagi, begitu terus sampai malam kira-kira sekitar jam 9  malam, wali paidi berhenti dan melanjutkan dgn melakukan wirid. 

Dia duduk bersila, memusatkan pikirannya, membuang jauh-jauh pikiran-pikiran tentang dunia,  menggerakkan hatinya untuk berdzikir Sirr, dan entah berapa lama hal ini terjadi, dan kemudian wali  paidi merasakan alam disekitarnya begitu hampa, tidak ada suara, semua yg berada disekitarnya jadi  hitam gelap gulita, wali paidi seakan menjadi udara yg hampa dan bergerak mengitari alam yg hitam  pekat ini. 

Setelah berkeliling tampak didepannya ada dua sosok manusia yg sedang duduk seperti duduknya  orang tahiyat, dan berdiri disamping keduanya sosok berjubah putih yg bercahaya. Lamat-lamat wali  paidi mengenali salah satu sosok yg duduk didepannya tsb. 

"Tidak salah lagi, beliau adalah Imam al-Ghozali mujtahid islam" bathin wali paidi. 

Lalu wali paidi melihat sosok baju putih itu maju kedepan dan berkata kepada sesuatu yg  didepannya, sesuatu yg tdk terlihat. 

"Gusti... bagaimana menurut njenengan terhadap kedua kekasihmu ini yakni Nabi musa dan al Ghozali...?" tanya sosok putih itu. 

Lalu ada suara yg mengatakan: 

"Musa dgn ijinku bisa menghidupkan orang yg telah mati, tapi aku lebih suka terhadap al-Ghozali,  krn dia dgn ijinku pula bisa menghidupkan hati hamba-hamba-ku yg telah mati, banyak menghilangkan kebodohan dan membuka jalan buat hamba-hambaku untuk lebih  mengenalku...." 

Lalu ketiga sosok itu samar-samar hilang dari pandangan wali paidi.

Lalu lamat-lamat terdengarlah Adzan Subuh, sedikit demi sedikit alam mulai terlihat kembali. setelah  sholat, wali paidi bangkit dan kembali pulang....

WALI PAIDI ( Eps: 9 ) 

Berjoget Di Taman Surga 

Wali paidi berpenampilan lain dari biasanya, dia tampil gaul sekali, memakai sepatu unkl 347, celana  jeans pensil airplane system, dan kaos merk spilis infection, walaupun semua pakaiannya ini  pemberian dari adik mas kiai mursyid yg kebetulan buka toko pakaian distro….. dan dengan  memakai kaca mata BL hitam invictus , wali paidi berangkat untuk memenuhi undangan mas kiai  mursyid dalam rangka tasyakuran dan pembukaan toko onderdil barunya yang mana semua  barangnya langsung didatangkan dari luar negeri, mas kiai mursyid ini kalau bisnis memang tidak  mau setengah2, sekali terjun beliau langsung menyelam sekalian. 

Sekitar jam 09:00 pagi wali paidi sudah sampai ditoko mas kiai mursyid, tampak terop/tratak yg  mewah yg tidak begitu besar berada di depan toko, dibawah terop/tratak sudah berjajar rapi kursi yg  terbungkus kain putih yg sebagian besar sudah terisi, di depan terop/tratak ada geladak kecil yg juga  tertutup kain putih yg diatasnya ada karpet merah yg disebelah kirinya ada piano semacam elektone,  music barat slowrock berkumandang mulai awal acara, yang unik ada sebagian tamu yg datang  memakai kopyah dan sarung sedang tamu lainnya berpaikan ala Executive muda, memang mas kiai  mursyid ini mengundang seluruh pelaku bisnis didalam kota dan sebagian dari luar daerah, mas kiai  mursyid ini menyeting acara pada pembukaan tokonya ini dgn model seperti acara pembukaan toko  onderdil pada umumnya, tidak seperti acara yg biasa dilakukan seorang kiai di kalangan pesantren  apalagi mas kiai ini adalah seorang mursyid. 

Wali paidi tidak langsung duduk ditempat acara, tapi langsung menuju dapur umum mencari kopi,  setelah dapat kopi wali paidi duduk di pojok toko, mengeluarkan sebatang rokoknya sambil  menunggu kedatangan mas kiai mursyid, sambil menyedot rokok "Mastna Wastulasa Warruba 234." 

Wali paidi mengawasi semua tamu yg datang, wali paidi tersenyum kecil ketika melihat kekikukan  para tamu yg memakai kopyah dan sarung itu, mereka tampak rikuh duduk dikelilingi para tamu yg  berpenampilan beda dari mereka dan di tempat yg acaranya tidak di duga oleh mereka sebelumnya. 

Dari arah belakang datanglah seorang pemuda yg penampilannya seperti wali paidi ini, menghampiri  dan duduk disamping wali paidi, pemuda ini adalah adik mas kiai mursyid. 

"Udah lama kang..." tanya pemuda ini setelah mereka bersalaman. 

"Gak, barusan saja datang…" jawab wali paidi. 

Sebelum wali paidi bertanya soal tamu yg berkopyah dan sarungan itu, adik mas kiai mursyid ini  sudah menjelaskan kpd wali paidi tetang mereka. 

"Anu kang... sebenarnya mas kiai mursyid meminta bantuan kepada kiai Ahmad untuk  mendatangkan santri – santrinya untuk datang kesini guna membantu bagian akomodasi (bagian  angkat2 meja) tapi terjadi salah paham, ternyata yg dikirim kiai Ahmad kesini adalah para ustadz  dan penggede-penggede thoriqoh, dikiranya mas kiai mursyid mengadakan acara kumpulan 

Thoriqoh, jadinya ya seperti ini.. hehehe…" Adik mas kia mursyid menjelaskan kpd wali paidi. "Ooh.... begitu tho ceritanya…" jawab wali paidi. 

Tidak lama kemudian datanglah mas kiai mursyid dgn bercelana jeans di iringi cewek-cewek cantik  yg berpakaian minim, tampak seksi-seksi dan mulus-mulus….. 

Mereka ini para Sales Promotion Girl ( SPG ) yg didatangkan mas kiai mursyid untuk mengisi diacara  pembukaan tokonya ini. 

Para tamu bertepuk tangan menyambut kedatangan mas kiai mursyid ini, kecuali para tamu yg  berkopyah dan sarungan, mereka hanya melongo dan terheran-heran melihat tingkah dan gaya mas kiai mursyid ini, memakai jeans dan dikelilingi cewek-cewek cantik….. 

Dihati sebagian para penggede-penggede thoriqoh ini mulai timbul keraguan atas kemursyidan mas  kiai ini, dan memang para penggede-penggede thoriqoh ini sebagian besar dulunya adalah murid  abahnya… 

Setelah acara ceremonial dimulai dan peresmian atas dibukanya toko onderdil ini sudah dilakukan  tibalah waktu hiburan, music mulai mengalun lagi dan yg lebih menggeparkan, mas kiai mursyid ini  tampil di panggung mini berjoget ria bersama para Sales Promotion Girl yg berjumlah 15 orang ini... 

Para penggede-penggede thoriqoh semakin melongo melihat mursyid mereka berjoget dan  bersenda gurau dgn para Sales Promotion Girl yg rata–rata cantik dan seksi ini, wali paidi hanya  tersenyum melihat tingkah dan gaya mas kiai mursyid, wali paidi melihat diantara Sales Promotion  Girl ini ada satu yg wajahnya sangat mirip dgn mulan jameela… Wali paidi hanya membathin, "Ada–ada saja mas kiai mursyid ini.." 

Tiba-tiba mas kiai mursyid ini turun dari panggung mini dan menghampiri wali paidi, selanjutnya  menggandeng tangan wali paidi, ditarik ikut dan diajak joget diatas panggung mini dan mas kiai  mursyid ini menggandengkan wali paidi dgn cewek yg wajahnya mirip dgn Mulan Jameela itu. Ketika wali paidi memegang tangan cewek yg sangat mirip Mulan Jameela ini detak dzikir jantung  wali paidi semakin kencang, dari tangan cewek ini terdengar kalimat“Yaa... Latief… Yaa Latief…  Yaa.. Latief…” 

Dan dari paha dan pantat sicewek keluar kalimat 

“Yaa… jamal… Yaa... jamal…” 

Dari seluruh anggota badan si cewek ini mengeluarkan kalimat-kalimat Asmaul Husna… Wali paidi seakan berjoget ditaman surga, music dan suasana berubah seperti di surga, bunga– bunga yg indah bermunculan disekitar taman harum semerbak mewangi… 

Wali paidi berjoget berputar putar mengikuti alunan music yg begitu indah…. Wali paidi baru tersadar ketika mendengar suara mas kiai mursyid 

"Wes kang… ayo balik ke dunia lagi, jangan disurga terus… ini acara jualan onderdil belum  selesei… Hee... he... he…."

WALI PAIDI ( Eps: 10 ) 

Garam Suwuk 

Sehabis dari acara peresmian toko mas kiai mursyid, wali paidi pamit pulang, sebenarnya uang wali  paidi ini sudah habis sama sekali dikasihkan kepada tamu-tamu mas kiai mursyid yg bersarug dan  berpeci itu, sebagai uang kaget, kaget atas acara yg begitu menghebohkan. Mas kiai mursyid yg tahu  kalau wali paidi ini kehabisan uang malah menggodanya, ketika wali paidi pamit padanya “Kang... duwit sampeyan kan masih banyak, jadi aku wes gak usah nyangoni, ini garam aja  sampeyan bawa…” ucap mas yai musyid. 

"Hehehe… iya mas yai terimakasih…” ucap wali paidi. 

Memang mulai mbah yai, abah yai sampai mas yai mursyid ini garam adalah cendera mata pondok  beliau-beliau ini, garam “suwuk” ini bisa digunakan untuk apa saja, mengobati penyakit dhohir  maupun bathin, dan masih banyak kegunaan lainnya tinggal niatnya apa bagi yg menggunakannya… Adik mas kiai mursyid menawarkan untuk mengantar wali paidi ke terminal tapi wali tidak mau. 

“Saya jalan kaki saja sambil jalan-jalan menikmati pemandangan..” ucap wali paidi kepada adik  mas kiai mursyid. 

Setelah bersalam salaman wali paidi pamit dan meneruskan berjalan ke arah terminal, dzikir selalu  menyertai setiap langkah wali paidi ini, ketika wali paidi melintasi jalan di pinggir alun-alun ada  segerombolan pemuda yg 

mengawasi wali paidi, dgn tersenyum wali paidi meneruskan langkahnya, wali paidi sebenarnya  sudah tahu kalau sebentar lagi dia akan dicegat dan di palak dimintai duwit oleh mereka, ini yg jadi  ganjalan hati wali paidi, karena dia sudah gak punya uang sama sekali, dia akan malu sekali karena  tidak bisa memberi kpd orang yg meminta. 

“Kasihan mereka kalau sampai tidak mendapatkan uang dariku” bathin wali paidi. 

Wali paidi berusaha menghidar karena malu, dia menyebrang jalan berusaha menghindari mereka  tapi gerombolan pemuda ini mengikutinya dan satu orang maju kedepan mencegat wali paidi. 

“Duwit... serahkan duwitmu.. ayo cepat…” ucap pemuda itu yg rupanya pimpinan gerombolan ini. 

Wali paidi dengan tersenyum membuka kaca mata hitamnya dan melihat satu persatu para pemuda  gerombolan ini, di kaos pimpinan gerombolan ini ada symbol hati yg bersinar yg bertuliskan  “SH”, mereka yg melihat wali paidi yg begitu tenang jadi keder, dan mereka heran melihat  ketenangan dan tampak tidak ada ketakutan sama sekali diwajah wali paidi. 

“Mohon maaf yg sebesar- besarnya, aku tidak punya uang sama sekali, maaf aku membuat kalian  kecewa, uangku sudah habis kukasihkan kepada orang lain“ ucap wali paidi kepada ketua  gerombolan ini.

Ketua gerombolan ini hatinya jadi bergetar ketika melihat tatapan mata wali paidi yg begitu teduh,  hati pemuda ini jadi damai, dan tanpa disadari mata pemuda ini mulai berkaca-kaca, pemuda ini  mulai teringat dgn dosa-dosanya selama ini, pemuda ini juga tidak tahu mengapa hatinya begitu  trenyuh dan teringat dgn masa lalunya teringat dengan pesan- pesan gurunya dahulu. 

Kawanan gerombolan ini juga ikut terdiam melihat pimpinan mereka diam tak bergerak sama sekali,  mereka jadi heran, biasanya mas gohell (yg nama aslinya sholeh) ini kalau ada orang dimintai duwit  tapi tidak memberi langsung dipukulinya sampai kelenger tapi sekarang tidak bergerak menghadapi  pemuda ini. 

“Saya tidak bisa memberi apa- apa, ini ada garam kalau sampeyan mau, katanya ibu sampeyan  sekarang sakit…” ucap wali paidi kepada pimpinan gerombolan ini yg ternyata bernama gohell. 

Pemuda yg bernama gohell ini jadi heran setengah mati, pemuda distro ini (wali paidi) kok bisa tahu  kalau sekarang ibunya lagi sakit dan sudah berhari – hari ini hatinya galau memikirkan penyakit  ibunya yg gak sembuh-sembuh, hatinya begitu trenyuh dgn perhatian wali paidi terhadap ibunya,  karena selama ini semua orang dikampungnya tidak ada yg perduli dgn keluarganya mereka hanya  mencibir tidak pernah memperhatikan keluarganya. 

Tanpa bisa ditahan pemuda ini terduduk dihadapan wali paidi dan menangis tersedu-sedu. 

Anak buah gohell yg berjumlah tujuh orang ini lebih heran lagi melihat pemimpin mereka terduduk  dan menangis tersedu-sedu dihadapan wali paidi, tanpa dikomando mereka mendekati pimpinan  mereka dan membuat pagar betis melingkari wali paidi dan gohell, mereka berdiri melingkar  menutupi mereka supaya orang – orang tidak tahu kalau pimpinan mereka menangis, mereka malu  kalau orang-orang melihat pimpinan mereka menangis, masak pimpinan preman kok  nangis…(he..he..he..) 

Wali paidi menepuk nepuk pundak gohell, dan menariknya untuk berdiri lalu berkata : “udah mas, aku sama sampeyan ini masih saudara jadi gak usah sungkan…” 

Gohell berdiri dan mengusap airmatanya, kemudian merangkul wali paidi 

“makasih…mas…” ucap gohell kpd wali paidi. 

Mereka lalu bersalaman di ikuti seluruh anak buah gohell juga bersalaman kepada wali  paidi. Suasana menjadi cair kembali, tidak lama kemudian suasana jadi akrab, seakan wali paidi dan  gerombolan gohell ini adalah teman yg sudah lama kenal, karena wali paidi ini pintar mengeluarkan  joke-joke segar yg membuat gohell dan anak buahnya tertawa terpingkal-pingkal. 

“ayo ngopi dulu mas….” Ajak gohell kpd wali paidi. 

“monggo…..” jawab wali paidi. 

Mereka berdua dan seluruh anak buah gohell menuju kewarung di pinggir jalan, setelah mengambil tempat duduk mereka memesan kopi, anak buah gohell menunggu di luar  warung. 

“mas kalo bisa sampeyan berhenti malak orang, kasihan gurumu mas…”ucap wali paidi.

“iya mas, saya akan berusaha mencari kerja yg bener, do’akan aja…”sahut gohell. 

“jangan sampai perguruan sampeyan Setia Hati ( SH ) itu menjadi singkatan dari perguruan Sakit  Hati, gunakan kepandaian silatmu itu sebagai senam untuk kesehatan itu yg cocok untuk jaman  sekarang ini beda dg jaman ketika orang islam masih punya musuh dulu, jangan belajar silat  untuk mencari kesaktian atau untuk perisai diri, karena perisai diri yg lansung dari Allah adalah  shodaqoh, belajarlah silat hanya untuk kesehatan, maka kamu tidak akan mencari musuh atau  dicari musuh…” kata wali paidi. 

Sambil nyeruput kopinya wali paidi berkata lagi kepada gohell 

“kalo belajar silat untuk mencari kesaktian atau kekuatan jadinya ya seperti ini, sesama saudara  seperguruan tawur, tidak rela melihat perguruan lain unjuk kekuatan, seperti kemarin terjadi  penyerbuan terhadap konvoi perguruan kera sakti yg diduga dilakukan oleh perguruan Setia  Hati…” 

“iya mas, memang aku dulu belajar ilmu silat untuk mencari kesatian / kekuatan , setelah lulus  aku bingung gimana cara melihat kalau aku ini sudah kuat, akhirnya aku mencari gara-gara  supaya punya musuh dan keterusan sampai jadi seperti sekarang ini..” ucap gohell sambil  menunduk. 

Setelah ngobrol-ngobrol yg cukup lama gohell ini akhirnya terbuka hatinya, mengerti tentang apa  arti hidup ini, mengerti manusia itu tinggal menjalankan peran dari Allah, mengerti akan dirinya  berperan sebagai apa dan menjalankan sebaik-baiknya peran trsebut, ada yg berperan sebagai  ulama, guru, pedagang, petani dll, hanya ketaqwaan kepada Allah yg dinilai dari menjalankan peran  tersebut. 

“trus sampeyan sekarang mau kemana“ Tanya gohell kepada wali paidi. 

“mau ke terminal“ jawab wali paidi singkat. 

“hehehe..maksudku tujuan sampeyan dari terminal“ Tanya gohell lagi. 

“mau sowan kepada salah satu guruku…” jawab wali paidi. 

“kalau begitu mari saya antar“ gohell menawari wali paidi. 

“baiklah, ayo…” ucap wali paidi. 

Gohell mendekati pemilik warung dan menanyakan habis berapa semuanya, pemilik warung terdiam  merasa heran dengan sikap gohell, karena biasanya gohell ini kalau makan minum di warungnya  tidak pernah bayar, pemilik warung tersebut sangat gembira dgn perubahan sikap gohell ini. 

“udah gak usah bayar mas, anggap saja ini sebagai selamatan buat mas, selamatan kalau  sampeyan telah terlahir kembali, mudah-mudahan tobat sampeyan ini sebagai taubatan  nasuha..” ucap pemilik warung kepada gohell.

Setelah mengucapkan terimakasih gohell mengantarkan wali paidi ke terminal, dalam perjalanan  gohell menanyakan perihal tentang orang-orang sholeh yg diketahu wali paidi, wali paidi  menceritakan dg singkat perihal mereka, tentang sifat dan kelebihan para orang-orang sholeh  tersebut, tidak begitu lama akhirnya mereka sampai keterminal, Gohell memanggil salah satu anak  buahnya dan membisikkan sesuatu kepadanya, lalu anak buahnya itu pergi. 

“jangan berangkat dulu mas, tunggu sebentar” kata gohell kpd wali paidi. 

Tidak begitu lama anak buah gohell itu datang sambil menyerahkan sesuatu kpd gohell, lalu gohell  mendekati wali paidi dan menyerahkan sesuatu tsb kepada wali paidi. 

“ini mas tolong jangan ditolak“ ucap gohell kpd wali paidi. 

Ternyata sesuatu tersebut didalamnya ada uang ribuan yg sebagian sudah kumal, dan ada 2 atau 3  uang lima ribuan, wali paidi terkejut ketika menerima uang dari gohell tersebut. 

“jangan kuatir mas, itu bukan uang haram, itu uang sumbangan dari teman-teman, dan saya  minta dgn sangat jangan ditolak“ jelas gohell kpd wali paidi. 

Wali paidi menerima pemberian gohell tersebut, setelah bersalaman wali paidi naik keatas bus,  masih banyak bangku kosong, wali paidi mencari tempat yg enak buat duduk, akhirnya wali paidi  memilih tempat ditengah, setelah bus baru berjalan tampak pedagang rokok naik ke atas bus  menjajakan dagangannya, ketika wali paidi hendak memanggilnya si pedagang tersebut sudah  menghampiri wali paidi dan menyerahkan sebungkus rokok Dji Sam Soe dan berkata: “ini pemberian dari mas gohell sebagai rasa terimakasih.” 

Begitu juga dengan pedagang- pedagang yg lain, di dalam perjalanan mereka semua mengasihkan  satu barang dagangannya kepada wali paidi atas nama gohell, mulai penjual minuman sampai  penjual kacang, bahkan penjual bollpoint dua ribu dapat 3 juga menyerahkan bollpointnya atas  nama dan rasa terimakasih gohell kpd wali paidi, ketika wali paidi mau membayar karcis bus, pak  kondektur juga membebaskan wali paidi atas nama gohell juga, wali paidi hanya geleng-geleng  kepala, 

“gendeng, sholeh ini…..” bathin wali paidi tersenyum sambil teringat wajah gohell sekitar dua jam perjalanan, wali paidi akhirnya sampai disebuah kota yg dulunya adalah sebuah  wilayah kerajaan majapahit, wali paidi turun sambil membawa satu kresek besar yg berisi minuman  dan makanan ringan pemberian dari pedgang-pedagang asongan diatas bus, baru melangkah turun  dari bus wali paidi lansung dihampiri seorang gila yang berambut gimbal, orang gila tersebut lansung  menarik – narik tas kresek wali paidi. 

“di..paidi…sini minuman dan makanan ini punyaku..” ucap orang gila tsb, lalu ngeloyor pergi. 

Wali paidi membiarkan saja tas kreseknya direbut, dan dia hanya terus mengikuti orang gila tsb  karena dia penasaran, orang gila ini kok tahu namanya…. 

Terlihat di sudut terminal orang gila ini tertawa-tawa menikmati makanan dan minuman hasil  rampasannya, wali paidi berjalan perlahan mendekati orang gila tsb, dan kira-kira setelah jarak wali 

paidi dan orang gila itu berjarak 10 meteran orang gila tsb berkata dg masih makan dan minum. 

“gak usah heran di, orang yg dekat dg tuhannya apa yg tidak diketahui di muka bumi ini, yg  diketahui gunti Allah juga diketahui oleh para kekasihnya, apalagi namamu terkenal dilangit  sana, namamu seringkali muncul karena seringnya kamu usul ke gusti Allah..” 

Dg masih memegang minuman sprite kaleng orang gila tsb berkata lagi 

"para malaikat sering berkata, gusti wali paidi usul begini, gusti wali paidi minta begini, hampir  semua malaikat mengenalmu , karena seringnya kamu minta dan usul ke gusti Allah….seharusnya  kamu malu di, minta-minta terus seperti pengemis….hehehe" 

Wali paidi terdiam, seperti ditelanjangi, wali paidi menghampiri orang gila tersebut dan mencium  tangannya, ketika wali paidi memegang tangannya, wali paidi kaget karena tangan orang gila ini  bagaikan tidak ada tulangnya terasa halus, begitu lembut dan berbau sangat wangi, ketika wali paidi  mau menanyakan namanya, orang gila ini mendahului berkata : 

“kamu gak usah tahu namaku, udah sana… kamu pergi sowan ke kyaimu sana, nanti kita bertemu  disana, dan kalau kamu melihat kyaimu sedang ada tamu agung kamu sebaiknya lansung pamit  aja…” 

Wali paidi cuma mengangguk terdiam , setelah mengucapkan salam wali paidi pergi dari situ dan  berangkat untuk sowan ke kyainya, wali paidi melanjutkan perjalanan dg naik becak, setelah sampai  wali paidi lansung menuju ke ruang tamu, disana dia disambut salah satu santri kyai yg selalu  standbay melayani tamu – tamu, belum lama duduk, ada dua tamu yg juga mau sowan ke kyai,  mereka berdua duduk disamping wali paidi, tidak seperti biasanya kyai kali ini tidak lansung  menemui mereka bertiga, wali paidi dan kedua tamu menunggu sekitar satu jam lebih baru kyai  keluar, wali paidi dan kedua tamu lansung bersalaman dg kyai, mereka bertiga mencium tangan kyai  dgn penuh ta’dzim, yg sangat berbeda sikap wali paidi terhadap kyai ini, wali paidi tampak sangat  ta’dzim berhadapan dg kyai, wali paidi hanya bisa menunduk, dan tampak butiran-butiran air mata  mulai membasahi pipi wali paidi, setelah kyai baru saja duduk, wali paidi maju bersalaman lagi dan  mohon pamit, kyai hanya tersenyum dan merestui wali paidi, 

“iya di, salam aja ke dulur-dulur semua“ ucap kyai. 

“inggih kyai…” jawab wali paidi dgn masih menunduk. 

Kedua tamu ini heran melihat sikap wali paidi, mereka menunggu begitu lama tapi setelah kyai  keluar, wali paidi kok lansung mohon pamit. 

Satu diantara dua tamu ini penasaran dan menanyakan hal tersebut kepada kyai, 

“kyai, mas tadi itu menunggu panjenengan dg kami begitu lama, tapi setelah kyai datang, mas  tadi lansung mohon pamit ada apa gerangan kyai.” Tanya tamu. 

“hmm…..gimana yah, kamu lansung aja ke orangnya dan tanyakan hal itu, dia belum pergi jauh,  sekarang dia masih duduk-duduk dipagar jembatan“ jawab kyai. 

Setelah mohon ijin dan keluar sebentar tamu tadi mencari wali paidi, dan benar apa yg dikatakan  kyai, wali paidi masih duduk di pinggir jembatan.

“ assalamu’alaikum…” ucap tamu ini kepada wali paidi. 

“ wa alaikum salam…” jawab wali paidi. 

“ maaf mas, saya penasaran dg sikap sampeyan tadi, kok lansung mohon pamit ketika baru  ketemu kyai…” Tanya tamu dg penasaran. 

“ hmm, gimana tidak lansung mohon pamit kang, wong di samping kanan kyai ada baginda rosul  dan disamping kiri kyai ada nabiyullah khidir, apa yg mau saya omongkan kalau mereka berdua  hadir di samping kanan dan kiri kyai…..” jawab wali paidi dg mata yg berkaca - kaca. 

“oh……..” ganti si tamu jadi heran dan melongo.

WALI PAIDI ( Eps: 11 ) 

MENGENANG GUS DUR DALAM RANGKA HAUL KE II BELIAU 

Sehabis tahlil bersama dalam rangka memperingati Haul Gus Dur ke II , wali paidi bersama warga  berkumpul bareng ngopi bersama –sama , mereka saling berkelompok tiga sampai empat orang  membicarakan dan mengenang Gus Dur , dan diselingi adu argument mengenai apa rahasia dibalik  sepak terjang Gus Dur dimasa lalu. 

Wali paidi tersenyum – senyum meihat tingkah laku mereka, wali paidi sendiri duduk – duduk  bersama empat orang dg satu cangkir kopi besar berada ditengah, mereka berlima joinan bersama sama, indah dan rukun sekali. 

Paijo tetangga wali paidi mulai membuka pembicaraan dg bertanya kepada wali paidi. “kang menurut sampeyan gimana gus dur selama jadi presiden yg Cuma sebentar itu..?“ 

“sebelum kita membahas tentang itu semua, alangkah baiknya kita mengulas lagi sejarah  sebelum Gus Dur jadi presiden“ jawab wali paidi. 

“wah..sipp iki kang, gimana ceritanya…” kata teman – teman yg lain. 

"Dulu ada seorang kiai didaerah blitar namanya kiai rohimi, beliau ini ahli istikhoroh, banyak  sekali kiai yg sowan kepada kiai rohimi ini guna menanyakan apa makna isyarah yg diterima, dan  kiai rohimi ini bisa menafsiri isyarah2 yg ditanyakan kepadanya, dan semuanya tidak pernah  meleset, hamper 100 persen mendekati kebenaran. Kehidupan sehari-hari beliau adalah sebagai  petani desa yg sangat sederhana, tiap pagi beliau diantar cucunya pergi kesawah dg naik sepeda  onthel, biasanya para tamu yg mau sowan kepadanya menunggunya didepan ndalem, menunggu  beliau pulang, dan didalam rumah yg berdinding kayu jati itulah kiai rohimi menerima para  tamunya, didalam rumah kiai rohimi ada sebuah kamar khusus yg disediakan untuk gus dur kalau  berkunjung kesitu dan menginap. Gus dur sebelum jadi presiden telah banyak menerima isyaroh2,  dan menanyakan kepada kiai rohimi apa makna isyaroh2 yg dia terima" jelas wali paidi. 

“ kang, kiai rohimi ini tingkatannya lebih tinggi daripada gus dur ya.., sampai gus dur sendiri  minta tolong untuk menafsiri isyaroh yg beliau terima“ ucap paijo kepada wali paidi. 

“ tidak mesti begitu, kamu tahu pak ridwan tetangga kita, yang jadi dosen di sebuah salah satu  universitas terkenal itu ..” Tanya wali paidi. 

“iya saya tahu kang…” jawab paijo. 

“ ketika ban mobilnya bocor, apa pak ridwan menambal ban mobilnya sendiri..” Tanya wali paidi  lagi. 

“ tidak kang, pak ridwan jelas gak bisa, ban itu akan ditambalkan ke tukang tambal ban” jawab  paijo.

“ dg seperti itu, apa tingkatan tukang tambal ban itu lebih tinggi daripada tingkatan pak ridwan  yg dosen itu…” Tanya wali paidi sekali lagi. 

“ ya tentu tidak kang, “ jawab paijo mulai mengerti. 

“begitulah apa yg terjadi diantara gus dur dan kiai rohimi ini tidak bisa jadi acuan siapa lebih  tinggi tingkatannya “ jelas wali paidi. 

Wali paidi menyedot rokok dji sam soe nya dan nyeruput kopi sedikit lalu melanjutkan ceritanya, 

“sampeyan akan jadi orang nomor satu di Indonesia, tapi hanya sebentar “ ucap kiai rohimi  kepada gus dur, menafsiri isyaroh yg diterima gus dur. 

“ berapa lama kiai…” Tanya gus dur. 

“ tidak sampai tiga tahun “ jawab kiai rohimi. 

“ tugas yang sangat berat “ ucap gus dur tanpa memperdulikan lama jabatannya. 

“ iya ini memang tugas yg sangat berat gus, dan sampeyan akan diturunkan oleh rakyat  sampeyan sendiri..” kata kiai rohimi. 

“ kalau ini memang tugas, biarpun sebentar tidak apa-apa yg penting bermanfaat,” ucap gus dur. 

Wali paidi melanjutkan: 

Gus dur menerima dg lapang dada isyaroh yg diterimanya dari kiai rohimi, beliau tidak peduli  walaupun dalam kepimpinanya kelak , beliau di recoki dan akhirnya diturunkan dg tidak  terhormat, gus dur berperinsip biarlah orang memusuhinya asal Allah menyayanginya, biarlah  orang menghinanya asal Allah ridlo kepadanya 

Beberapa bulan kemudian ganti para kiai sepuh yg mendapatkan isyaroh – isyaroh dari Allah  mengenai Gus Dur, para kiai tidak mau gegabah dg menafsiri sendiri isyaroh yg diterima oleh  mereka, para kiai sepuh sowan ke kiai rohimi menanyakan apa arti isyaroh yg mereka terima,  

memang nama kiai rohimi dikalangan para kiai2 NU sangat dikenal, krn dalam menafsiri isyaroh  kiai rohimi ini jagonya. 

Setelah mendapat arti isyaroh dari kiai rohimi , para kiai sepuh ini menyampaikannya kepada Gus  Dur , dan gus dur dg penuh ta’dzim menerima mereka dan mengucapkan terimakasih karena  memperhatikannya selama ini, walau gus dur sendiri sudah tahu kalau dirinya akan jadi presiden,  bahkan gus dur sudah tahu masa kepemimpinannya yg Cuma sebentar itu sebelum para kiai ini  mengetahuinya, pertemuan ini dicium oleh wartawan, dan ramailah berita pertemuan dikala itu,  dan para kiai sepuh ini dijuluki oleh wartawan sebagai poros langit, disesuaikan dg kelompok yg  mengusung Gus Dur jadi presiden yaitu poros tengah, dan kebetulan pemimpin kelompok kiai  sepuh ini adalah kiai faqih langitan tuban, jadi pas lah sebutan bagi mereka yaitu “poros langit”  Dan kita semua tahu gus dur secara mengejutkan benar – benar jadi presiden, walaupun gus dur  dan para kiai sepuh sama sekali tidak terkejut dg hal itu, karena para kiai sepuh dan gus dur  sudah tahu sebelumnya. Awal pemerintahan gus dur baik – baik saja, hubungan gus dur dg bu 

mega tampak mesra, mereka bergantian mengadakan sarapan pagi bersama, kadang di istana  presiden kadang di istana wakil presiden, tapi lama kelamaan para koruptor dan penggila jabatan  mulai kawatir dg ketegasan gus dur dalam memimpin Negara ini, mereka mulai tidak bebas  korupsi dan menumpuk – numpuk kekayaan pribadi karena ketatnya pengawasan gus dur dikala  itu, 

mereka mulai mendanai para mahasiswa untuk mendemo gus dur, mengangkat isu-isu yg  memojokkan gus dur, mereka para koruptor menunggu momen yg tepat untuk menjatuhkan gus  dur. Gus dur memang terkenal dg gaya ngomongnya yg blak – blakan, gus dur  berprinsip“padhakno pengucapmu podho karo karepe atimu” , 

begitulah ketika gus dur dimintai pendapat oleh wartawan tentang bu mega yg sering diam aja,  gus dur dg enteng menjawab “dia itu bodoh“ Jawaban gus dur itu didengar oleh pramono anung  yg ketika itu kalau gak salah masih menjabat sebagai sekjen PDIP, dan oleh pramono ini jawaban  gus dur itu disampaikan kepada ibu mega, ngambeklah bu mega waktu itu, bu mega tidak mau  menemui gus dur. 

ketika sarapan pagi bersama di istana wakil presiden, dan inilah kesempatan yg ditunggu oleh  para koruptor dan penggila jabatan, inilah celah yg bisa menurunkan gus dur dari kursi presiden,  bathin mereka. Dan barulah para kiai sepuh dapat isyaroh lagi , kalau gus dur akan dilengserkan  dari kursi presiden, para kiai sepuh atau kiai poros langit ini sowan lagi kepada kiai rohimi, minta  pendapat dan minta solusi gimana baiknya dan supaya gus dur masih bisa jadi presiden, kiai  rohimi mengatakan kepada para kiai “gus dur akan bisa tetap jadi presiden kalau mau minta  maaf kepada ibu mega, walaupun gus dur tidak ada niat merendahkan ibu mega” ucap kiai  rohimi, biarpun kiai rohimi sdh tahu klo jabatan gus dur cuma sebentar, tapi kiai rohimi tetap  memberi peluang kpd para kiai, kiai rohimi berkeyakinan bahwa Allah jualah penentu akhir suatu  kisah, isyaroh hanyalah perlambang. Para kiai kembali menemui gus dur dan menyampaikan apa  yg diperoleh dalam isyarohnya dan juga menyampaikan pesan kiai rohimi, tapi gus dur tidak mu  melakukannya, bukan berarti gus dur tidak mau minta maaf krn malu atau gengsi, tapi apa yg  dialami gus dur kurang lebih persis seperti apa yg dialami oleh sayyidina ali, ketika dalam  peperangan sayyidina Ali mau membunuh orang kafir yg sudah terjatuh diatas tanah, sayyidina  ali tiba2 mengurungkan niatnya ketika orang kafir itu meludahinya, orang kafir itu heran melihat  sayyidina ali yg tiba-tiba urung membunuhnya dan orang kafir ini menanyakan hal tersebut ,  sayyidina ali menjawab, 

”pertama aku berniat membunuhmu karena Allah, tapi ketika kamu meludahiku, terbesit  perasaan marah kepadamu, maka aku urungkan niat membunuhmu krn ada niat selain Allah  dihatiku…” 

Gus Dur tidak mau minta maaf kalau niatnya karena ingin mempertahankan jabatan, gus dur  tidak gila jabatan,dan gus dur memang sudah tahu kalau masa kepemimpinannya Cuma sebentar,  dan kita semua tahu gus dur akhirnya berhasil diturunkan dari kursi kepresidenan karena kasus yg  dibuat2 yaitu kasus buloggate. 

Paijo dan kawan-kawannya terdiam mendengar cerita wali paidi ini,mereka merasa baru mendengar  cerita gus dur dengan kiai rohimi, mereka sangat penasaran, 

“ apakah kang paidi pernah bertemu dg kiai rohimi.” Tanya paijo penasaran. “ tidak pernah “ jawab wali paidi santai dg menyedot rokoknya.

“ lalu sampeyan dapat cerita dari mana “ Tanya paijo lagi makin penasaran. Wali paidi tidak menjawabnya, dia hanya tersenyum dan menyeruput selepek kopi lalu ngeloyor.

WALI PAIDI ( Eps: 12 ) 

Wali Yang Banyak Usul Kepada Gusti Allah 

Setelah cerita soal gus dur , wali paidi ngeloyor pergi, dia berjalan terus tanpa memperdulikan arah  dan tujuan, berjalan terus sambil menikmati rokoknya, sudah berapa lama dan seberapa jauh wali  paidi berjalan dia sendiri tidak tahu, wali paidi seperti tidak sadar tiba2 saja hatinya dipenuhi dzikir  

dg Allah dan bersama Allah, wali paidi merasakan seakan-akan dia tidak berjalan diatas bumi, dia  seperti terbang, tubuhnya ringan dan hatinya di penuhi kebahagiaan. 

Wali paidi baru tersadar ketika adzan subuh berkumandang, dan dilihatnya di depan ada sebuah  masjid yg semuanya terbuat dari bambu, wali paidi berhenti sebentar, dilihatnya didalam masjid  sudah banyak sekali orang, ada yg pakai jubah, pakai serban ada juga yg pakai sarung dan  berkopyah, ada juga yg memakai celana tp tetap juga pakai kopyah, yg membuat wali paidi kagum  adalah didalam dan diluar masjid itu tidak ada lampu sama sekali, tapi masjid dan areal sekiarnya  tampak terang benderang, tampak cahaya keluar dari para orang 2 yg berada di dalam masjid,  cahaya mereka inilah yg menerangi seluruh masjid, tanpa sadar wali paidi memandangi tangannya,  apa dia ikut juga bercahaya, wali paidi kaget ternyata tangannya juga mengeluarkan cahaya, wali  paidi meneruskan pandangannya, dan ternyata kakinya dan seluruh badannya juga bercahaya.... 

Setelah sadar bahwa dirinya juga bercahaya, wali paidi mulai berani memasuki masjid dan ikut sholat  berjamaah, wali paidi sholat di barisan paling belakang krn hanyadi barisan ini ada tempat yg kosong  sedang tempat yg lain sudah penuh, wali paidi melihat disela - sela tubuh para jamaah yg bercahaya  

seorang imam yg cahayanya sangat terang, sehingga wali paidi tidak bisa melihat wajahnya,  tubuhnya dikelilingi cahaya yg sangat terang, wali paidi baru sekali ini merasakan sholat yg begitu  indah dan sangat syahdu, suara imam yg begitu merdu, dan wali paidi seakan-akan diajak berjalan  mengelilingi rahasia2 ayat - ayat Allah yg dibaca oleh sang imam sholat. 

Setelah mengucapkan salam dan selesei sholat wali paidi baru tersadar ternyata disampingnya ini  ada orang yg sangat dikenalnya, mbah parmin seorang kusir bendi dikampungnya, ternyata mbah  parmin ini tubuhnya juga bercahaya, sebelum wali paidi hilang dari rasa kagetnya , mbah parmin  sudah berkata kepadanya, 

" paidi...tolong kalo nanti dirumah jangan bilang siapa-siapa tentang masalah ini" 

"baik mbah.." jawab wali paidi meneruskan dzikirnya. 

sehabis dzikir baru wali paidi mulai ngobrol lagi dg mbah parmin. 

"mbah siapa yg ngimami sholat subuh ini" tanya wali paidi. 

"beliau baginda Nabi Muhammad" jawab mbah parmin. 

"dan dibarisan depan itu adalah wali2 qutb, dan dibarisan berikutnya wali2 yg derajatnya  dibawah wali qutb, mereka berbaris sesuai tingkatannya, baik yg sudah meninggal maupun yg  masih hidup, semuanya hadir disini," mbah parmin meneruskan penjelasannya.

wali paidi tersenyum dan mbah parmin juga tersenyum karena mereka berdua sadar kalau berada  dibarisan yg paling belakang, tidak lama kemudia acara dilanjutkan dg bersalam-salaman, sambil  membaca sholawat, wali paidi bertemu guru mursyidnya dan wali2 yg selama ini cuma mendengar  tentang ceritanya saja, wali paidi begitu bahagia karena bisa bersalaman dg para wali2 y selama ini  sangat dicintainya dan dihormatinya, setelah acara bersalaman selesei, para wali pergi sendiri sendiri dan tiba2 hilang entah kemana , tinggal wali paidi dan mbah parmin aja yg berada didalam  masjid, setelah semua sudah pergi, baru wali paidi dan mbah parmin keluar dari masjid. 

"dimanakah ini mbah..." tanya wali paidi kepada mbah parmin. 

"di gunung pring magelang jawa tengah" jawab mbah parmin. 

wali paidi menoleh kebelakang , ternyata masjid itu sudah hilang 

"udah di, aku pergi dulu yah, assalamuálaikum..." kata mbah parmin dan bersalaman dg wali paidi. 

mbah parmin berjalan disela-sela pepohonan dan lama-lama kelamaan hilang "mbah...mbah..tunggu sebentar." wali paidi memanggil mbah parmin 

tapi mbah parmin sudah hilang ditelan keheningan hutan belantara... 

"wadoh mbah...aku sebenarnya mau pinjem duwit buat sangu pulang .." wali paidi berkata  sendiri. "terpaksa ngandol truck lagi ini.....wah..wah..." 

wali paidi dg tersenyum melangkah pergi juga..... 

"selama ada rokok dan kopi gak masalah...syukur alhamdulillah" ucap wali paidi dg mengeluarkan  rokok dari selipan kopyahnya lalu menyalakannya ....dan meneruskan perjalannya. 

Wali paidi tidak berani mencoba ilmu melipat bumi yg dimilikinya, karena wali paidi takut kesasar kesarsar seperti waktu itu, wali paidi berjalan sambil mengenang kembali pertemuannya dg para  wali juga baginda nabi barusan, walau paidi tidak dapat begitu jelas melihat wajah rosulullah krn  sangat terangnya nur cahaya tg terpancar dari tubuh rosulullah... 

Wali paidi masih ingat perkataan rosulullah ketika acara bersalam-salaman tadi, bahwa bala' atau  adzab Allah akan diturun, para wali disuruh oleh baginda Nabi untuk bersiap-siap menerimanya  sesuai dg tingkatannya..... 

ketika bala' atau adzab turun yg menanggung pertama kali adalah para wali2 Allah sesuai dg  tingkatannya, semakin tinggi derajadnya semakin besar pula adzab yg ditanggungnya, para wali ini  melakukan hal tersebut supaya ketika adzab itu sampai kepada umat manusia lainnya tinggal sedikit  dan ringan, masya Allah betapa besar rasa cinta mereka kepada kita semua, kadang bala'atau adzab  Allah itu tidak sampai meimpa umat manusia karena sudah habis ditanggung para wali, kalau  bala'atau adzab Allah itu begitu besar dan luas maka adzab itu baru menimpa manusia, dan  bala'atau adzab yg paling ringan yg diterima oleh umat manusi adalah "ndas ngelu gak ngerti  sebabe" kepala pusing tidak tahu penyebabnya disertai dg perasaan sedih dan galau yg tidak tahu  penyebabnya juga... 

tanpa terasa wali paidi sudah sampai dijalan raya dan dilihatnya ada sebuah truck yg melintas, wali  paidi menyetop dan minta nunutan.....

WALI PAIDI ( Eps: 13 ) 

Setelah dari pertemuan di gunung pring magelang jawa tengah, wali paidi jatuh sakit, karena  perjalanan yg ditempuh wali paidi tidak semestinya, wali paidi pindah dari truck satu ke truck  lainnya, kadang kehujanan kadang kepanasan, dan tubuh wali paidi tidak kuat menerima semua itu  dan jatuh sakit, Wali paidi terbaring tak berdaya dipembaringan, badannya panas, matanya terlihat  semakin cekung karena kurang tidur, tapi senyumnya masih tetap sama, cerah dan menyenangkan  seperti orang tidak sakit, para tetangga satu persatu menjenguk wali paidi, ada yg membawa  buah2an dan ada yg memberi uang, sebagian para tetangga berinisiatif mengantarkan wali paidi  untuk berobat di rumah sakit terdekat , tapi wali paidi menolaknya, 

“terima kasih, biarlah , 2 atau 3 hari akan sembuh sendiri“ jawab wali paidi. 

Para tetangga sangat sayang kepada wali paidi ini, bukan karena wali paidi ini wali (karena para  tetangga tidak tahu kalau paidi ini seorang wali) dan bukan juga karena wali paidi ini orang kaya tapi  karena wali paidi ini orang yg dermawan, suka menolong dan sopan terhadap yg tua dan sayang  terhadap yg muda. 

Ketika memasuki hari ketiga , tubuh wali paidi demam tinggi , sehabis sholat isya yg dilakukan dg  terbaring, tubuh wali paidi tdk kuat menahan, dan wali paidi tidak sadar (pingsan) , dia baru tersadar  ketika merasakan ada orang yg menyeka tubuhnya dg handuk dingin, orang ini sangat ganteng dan  bersih, seorang pemuda yg sangat tampan. 

“siapakah anda?“ tanya wali paidi. 

“saya adalah amalan sholawat yg biasa sampeyan baca, saya akan menjaga sampeyan sampai  sembuh“ ucap pemuda ini. 

Wali paidi kaget juga mendengar penuturan pemuda ini, 

“apakah aku sudah mati?“ tanya wali paidi. 

Dg tersenyum pemuda ini menjawab, 

“belum“ 

Wali paidi tertegun dan terdiam, tidak lama kemudian ada yg mengetuk pintu kamar wali paidi. “assalamu’alaikum...” ucap tamu tsb. 

“wa alaikum salam ..” jawab wali paidi dan pemuda ini berbarengan. 

Pemuda ini membungkukkan badannya dan berbisik kepada wali paidi 

“kang, tamu yg datang ini adalah malaikat“ bisik pemuda. 

“apakah malaikat izrail?“ tanya wali paidi. 

“hehehe, bukan tapi malaikat rohmat“ jawab pemuda.

“kalau begitu bukakan pintu kamarnya mad, gak pa2 kan kalau km aku panggil somad“ ujar wali  paidi. 

“iya gak pa2 kang“ jawab somad dg membuka pintu kamar. 

Tampaklah yg masuk seorang pemuda yg juga tampan dg membawa baskom “siapakah anda“ tanya wali paidi. 

“saya malaikat rohmat“ jawabnya. 

“kopikah yg kau bawa dibaskom itu“ tanya wali paidi. 

“hahaha...kang..kang“ somad tertawa mendengar pertanyaan wali paidi. 

Malaikat rohmat lalu meletakkan baskom di meja sebelah tempat tidur wali paidi lalu menjawab, “bukan kang, tapi air dari telaga kausar guna diminum dan buat wudlu” 

Lalu malaikat yg berwujud pemuda tampan ini pamit, dan sekitar 5 menit kemudian datang tamu  lagi, ternyata baginda nabi muhammad yg datang, kamar wali paidi lansung harum semerbak, wali  paidi berusaha bangkit, tapi Nabi menyuruhnya tetap berbaring. 

“ali firdaus, bergembiralah...karena derajadmu sudah dinaikkan oleh Allah“ ucap Nabi kepada  wali paidi. 

Nama wali paidi ini memang sebenarnya Ali Firdaus, tapi nabi khidir memanggilnya dg  sebutan Paidi, nama yg berasal dari kata Faedah, nabi khidir berharap wali paidi ini menjadi orang yg  berfaedah, karena sebaik2 manusia adalah orang yg bermanfaat buat sesamanya dan itu akhirnya  terbukti. 

Wali paidi mendengar perkataan nabi ini hanya bisa menangis, tidak bisa berkata kata, dia hanya  bisa menangis dan menangis lagi. 

Setelah nabi keluar, datanglah nabi khidir, beliau nabi khidir banyak menurunkan ilmu2 hikmah yg  luar biasa kepada wali paidi, walaupun pertemuan wali paidi dg nabi khidir ini begitu singkat tapi  ilmu yg didapat wali paidi sama dg ilmu orang yg belajar selama 100 tahun. 

Berikutnya datang silih berganti wali2 yg dikenal wali paidi, dan menjelang shubuh datanglah mas  kiai mursyid guru dari wali paidi, ketika mas kiai mursyid datang, tubuh wali paidi sudah segar dan  sehat, mas kiai mursyid datang dg membawa kopi dan rokok, setelah sholat shubuh berjamaah dg  mas kiai mursyid , mereka melanjutkan dg acara ngopi dan ngerokok bareng, wali paidi sekali lagi  

dapat wejangan2 dari mas kiai mursyid, mas kiai mursyid sedikit membuka rahasia arsy, membuka  jalan yg akan dihadapi wali paidi kelak, dan setelah sholat dhuha mas kiai mursyid pulang. 

Memang para wali2 Allah itu ketika sakit banyak mendapatkan ilmu2 hikmah yg luar biasa, kita  melihat mereka dg pandangan kasihan karena sakit yg di deritanya, tapi dibalik itu semua para wali2  Allah sangat berbahagia ketika dirinya sakit. 

Semoga bermanfaat...

WALI PAIDI (Eps: 14) 

Wali paidi duduk dg tenang, diambilnya secangkir kopi yg ada disampingnya, dg perlahan dia  melanjutkan menghisap rokok mastna wastulasta warruba ( 234 dji sam soe ) nya, angin semilir  menerpa wajahnya, wali paidi sedang berada diatas menara masjid kudus, masjidnya sunan kudus. setelah rokoknya habis, wali paidi membasahi mulutnya lagi dg kopi seperti orang berkumur, wali  paidi mulai tawasulan, ketika fatihah pertama dibaca, angin dg sangat perlahan mulai berhenti, wali  paidi mulai membaca wirid2 khusus amalan thoriqoh yg dianutnya, suasana jd hening seakan bumi  dan seluruh hawanya berheti.... 

sifat diri wali paidi mulai hilang berganti sifat mulia guru mursyidnya dan dg perlahan sifat gurunya jg  mulai hilang berganti sifat ilahiyyah, disini wali paidi merasakan ketenangan yg begitu luar biasa,  seakan wali paidi berada didalam lautan yg begtu luas. 

sirr wali paidi keluar dr tubuh wali paidi, melayang - layang ke angkasa, wali paidi bisa melihat  tubuhnya yg sedang duduk ditas menara, sirr wali paidi terus melayang mengitari kota kudus, dan  mulai terdengarlah sebuah tangisan yg begitu menyayat hati, sirr wali paidi mengikuti dari mana asal  suara itu, sirr wali paidi turun mendekati keranjang sampah, ternyata dari situlah sara tangisan itu,  sirr wali paidi semakin mendekat, dilihatnya yg menangis itu adalah sebuah kulit semangka 

"Mengapa kamu menangis..." tanya sirr wali paidi. 

"Aku sedih, ketika aku tumbuh besar dan terasa manis aku diambil oleh petani dan ijualnya, aku  begitu senang bisa membahagiakan pr petani, tapi ketika mau dimakan aku tinggalkan dan  dibuang, hanya isinya yg dimakan....aku merasa tidak ada manfaatnya....." jawab kulit semangka  dan menangis lagi. 

"Jangan bersedih aku akan kembali lagi kesini..." kata sirr wali paidi. 

Dengan secepat kilat sirr wali paidi kembali ke tubuhnya, sehabis mengambil rokoknya wali paidi  turun dr menara dan pergi ke tempat kulit semangka yg dilihatnya tadi. wali paidi masih ingat betul,  bahwa keranjang sampah itu berada dihalaman sebuah masjid yg berada di tengah kota kudus,  setelah sampai wali paidi lansung menuju keranjang sampah itu, dan mulai mengais2 sampah,  orang2 yg lagi tadarusan didalam masjid heran melihat tingkah wali paidi dan wali paidi tersenyum  dg sumringah ketika eia menemukan kulit semangka yg dicarinya dan begitu lahapnya wali paidi  memakannya, orang2 yg melihat wali paidi menjadi maklum, 

"Oh ternyata orang gila tho ...." bathin mereka dan melanjutkan kembali tadarusannya. 

Dengan masih mengunyah kulit semangka, wali paidi pergi meninggalkan masjid. "Mungkin beginilah yg dialami oleh imam al ghozali yg pada waktu itu terkenal dg tirakatnya dg  doyan memakan kulit semangka yg dicarinya di keranjang2 sampah" bathin wali paidi.... 

* Semoga bermanfaat dan hati2lah kalau kalian melihat orang yg terlihat gila yg suka makan dari  sisa2 makanan di keranjang sampah apalagi yg dimakan adalah kulit semangka # 6 ramadhan 2012 di langgar sambil makan semangka tidak dg kulitnya hehehe...

WALI PAIDI (Eps: 15) 

Malam ini hati wali paidi sedang galau entah kenapa, mengapa tiba2 saja perasaan galau  menghinggapi hati wali paidi dan kepalanya tiba- tiba saja pusing. 

"hmmm....pasti ini ada yg ngerasani ( gosipin ) aku.." Wali paidi menselonjorkan kakinya lalu  menyandarkan tubuhnya ditiang langgar milinya, ketika wali paidi mau beranjak dari duduknya,  datanglah seorang tamu yg lansung nyelong masuk dan mendekati wali paidi, ketika sitamu sudah  dekat dg wali paidi, tiba2 saja 

"Huekk juh.." sitamu dg semangat meludahi wali paidi, wali paidi kaget bukan kepalang. "Siapa sitamu ini, kok tiba2 saja meludahi aku" bathin wali paidi. 

"Huek..huek..juh..." sitamu meludah lagi, kali ini mengenai mata wali paidi 

wali paidi diam saja, dengan ujung bajunya dia mengusap ludah yg mengenai wajahnya, bekacak  pinggang sitamu ini mengangkat wajahnya lalu menunduk lagi dan 

"Huekkkkk Juh..juh.." sitamu mengeluarkan semua ludahnya, wajah wali paidi jibrat ludah semua,  wali paidi mulai menangis, dg perlahan wali paidi mengusap lagi wajahnya, lalu dg lembut wali paidi  bertanya kepada sitamu 

"Siapakah tuan..." 

si tamu dg tersenyum menjawab : 

"Aku adalah malaikat yg disuruh mengujimu, karena orang2 banyak yg memuji kalau kamu  adalah orang yg sabar, makanya Allah menyuruhku untuk membuktikan apakah benar pujian  orang terhadapmu, dan ternyata benar, kau memang orang yg sabar" Jawab orang itu lalu  ngeloyor pergi. 

wali paidi hanya tertegun, dan tidak begitu lama datang lagi orang yg sangat perlente, wajahnya  ganteng, gagah dan memakai stelan jas dan berdasi, sungguh gagah dan ganteg sekali setelah turun  dari mobil mewahnya, sitamu mendekati wali paidi dan dg tersenyum sitamu ini duduk didekat wali  paidi, 

"Mas maaf mengganggu sebentar, bisa minta duwitnya mas, atm saya tadi hilang, buat beki  bensin mas, .." kata sitamu. 

wali paidi memandang sitamu dgn heran 

"Minta berapa" tanya Wali paidi. 

"Sedikit mas, 1 juta saja" jawab sitanu. 

"Wah kalo segitu gak punya aku.." jawab wali paidi. 

"Ya berapa saja, pokoknya ada" pinta sitamu. 

wali paidi agak ragu, tapi dia membuang jauh2 perasaan itu, bagaimanapun dia harus menolong 

orang yg butuh pertolongan, gak peduli siapapun itu 

wali paidi menurunkan kopyahnya dan mengambil uang dari selipan kopyahnya, tanpa dihitung dia  menyerahkan semuanya. 

dg tersenyum sumringah si tamu menerima uang pemberian wali paidi. 

"Terima kasih, ternyata benar pujian orang2 terhadapmu, kamu adalah orang yg  dermawan.." kata sitamu. 

"Siapakah tuan" tanya wali paidi. 

"Aku adalah malaikat yg disuruh mengujimu" jawab sitamu lalu ngeloyor pergi seperti tamu yg  pertama. 

wali paidi menunduk, dia sadar sekarang, mengapa hatinya jadi galau dan kepalanya jadi pusing,  ternyata banyak orang yg ngerasani dg memuji-muji dirinya, dia tahu bahwa Allahlah yg pantas  dipuji, Allahlah yg maha penyabar, Allahlah yg maha dermawan, Allah cemburu dan mengutus  malaikat mengujiku karena banyak yg memuji aku sebagai orang yg sabar dan orang yg dermawan. 

"Assalamu'alaikum..." 

wali paidi tersadar dari tafakkurnya, setelah mendengar suara orang yg mengucapkan salam  kepadanya. 

"Wa'alaikum salam" jawab wali paidi. 

berdiri didepan wali paidi wanita yg sangat cantik, memakai celana ketat dg atasan baju longgar  lengan panjang putih, dan memakai kerudung ala kadarnya, tampak rambutnya yg berkilau  kemerahan. 

"kenalkan nama saya Mulan Jameela.." ucap wanita ini dg genit sambil menyodorkan tangannya. 

wali paidi terdiam dan membathin 

"Ujian apalagi ini, dipuji apa lagi diriku ini ..." 

* semoga bisa mengobati kerinduan kalian... 

dan kalau bisa jangan suka memuji2 orang yg masih hidup.

WALI PAIDI 16 

Sehabis sholat magrib wali paidi lansung menuju jl sokarno hatta, sehabis melewati jembatan wali  paidi belok ke kiri, setelah berjalan kira - kira 1 kilo wali paidi melihat habib yg dicarinya, habib yg  dikiranya tukang becak, wali paidi melihat habib tsb memasuki sebuat toko distro, wali paidi  mengarahkan sepedanya kekanan, tertampang tulisan didepan toko "MORKL" outlet. wali paidi celingak celinguk didepan toko, mencari habib yg lari kesitu, 

"Mungkin aku salah lihat, kok gak ada disini." bathin wali paidi 

tak lama kemudian keluar pemuda jangkung dg perawakan agak kurus menghampiri wali paidi, "Kang katanya mondok, kok keluyuran sampai kesini..." kata pemudapemuda. "Wah...wah... Mas sakti toh, kok bisa disini mas...." kata wali paidi kagetkaget. 

ternyata wali paidi mengenal pemuda jangkung ini, dialah mas sakti yg oleh wali paidi sudah  dianggap sebagai kakak tuanya, walau umur mas sakti ini dibawah umur wali paidi, setelah saling  mengolok - ngolok, mas sakti mengajak masuk kedalam toko, 

"Ayo ngopi diatas aja kang..." ajak mas sakti dg menaiki tangga menuju ke atas toko wali paidi dan  mas sakti melanjutkan obrolannya sambil ngopi, kadang mereka tertawa lepas, dan kadang disela  sela obrolan mereka berdua bilang : Amin....Amin... 

wali paidi menselonjorkan kakinya dan merebahkan tubuhnya, didepannya duduk mas sakti sambil  membaca koran bekas. 

"Baca apa Mas..." tanya wali paidi. 

"Ini baca ahmad dhani didemo..." jawab mas sakti. 

"Soal apa mas..." tanya wali paidi lagi. 

"Ini ahmad dhani pas konser menginjak lafadz Allah, kan logo dewa itu ada rangkaian lafads  Allah, sedang lantai panggungnya ada gambar besar logo dewa yg ada lafads Allah tsb...." jawab  mas sakti. 

"Menurut sampeyan gimana mas..." tanya wali paidi. 

mas sakti terdiam agak lama, setelah menaruh korannya dan menyeruput kopinya, mas sakti  menyalakan rokok mildnya kemudian berkata : 

"Menurut syariat dhani ini salah, tapi hakekatnya kita semua ini berdiri diatas lafadh Allah...." jawab mas sakti. 

"Maksud dan contoh jelasnya gimana mas..." tanya wali paidi.

mas sakti berdiri memanggil temannya yg ada dibawah. 

"Ping....tolong ambil kaca mata dibawa terus bawa kesini...." kata mas sakti. 

tidak lama kemudian datang teman mas sakti dgn membawa kaca mata dan menyerahkan kpd mas  sakti. 

"Kamu pakai kaca mata ini...." ucap mas sakti sambil menyerahkan kaca matanya wali paidi duduk, dan memakai kaca mata yg diberikan mas sakti. 

"Ya Allah....Allahu Akbar...." jerit wali paidi. 

dalam pandangan wali paidi seluruh dinding toko dan lantainya terangkai lafadh Allah, wali  mengarahkahkan pandangannya kebawah, lantai yg didudukinya yg terangkai banyak lafadh Allah yg  banyak sekali, wali paidi agak ketakutan melihat ini semua, dan wali paidi juga melihat nafas yg  keluar dari hidung mas sakti membentuk lafadh Allah, dalam pandangan wali paidi seluruh  permukaan bumi ini ada rangkaian lafadh Allahnya, wali paidi dg berlinang air mata menyerahkan  kembali kaca mata kepada mas sakti mas sakti menerimanya dg tersenyum, kemudian dia berkata, "Andai hijab hati kita di buka oleh Allah maka seluruh benda.dan seluruh permukaan bumi  terangkai lafadh Allah, betapa tidak punya malunya kita kalau kita berbuat maksiat diatas  rangkaian lafadh Allah, mungkar kepadanya sedangkan kita berada berada diatas buminya...." wali paidi semakin tesedu - sedu, dan tidak bisa dicegah wali paidi menangis dg kerasnya.... wali paidi terdiam diatas distro MORKL, mas sakti dg tersenyum senyum mempehatikan wali paidi  didepannya, hening yg sangat lama menghinggapi mereka. 

"Tidur aja dulu kang disini...." ucap mas sakti. 

"Nanti aja belum ngantuk mas" jawab wali paidi. 

tapi tidak lama kemudian wali paidi merasakan kantuk yg sangat berat, dan tidak dapat dicegah wali  paidipun akhirnya tertidur, dalam tidurnya wali paidi bermimpi yg seakan-akan tidak bermimpi,  karena dalam mimpinya wali paidi seakan duduk didepan mas sakti sama persis seperti dalam  keadaan terjaga. 

tiba-tiba ada suara bler....bler....bler.........didepan toko, wali paidi berdiri dan berjalan ke jendela  toko, wali paidi melihat kakak mas sakti datang dg naik harley, dengan memakai jaket dan celana  hitam kakak mas sakti ini turun dari mogenya, wali paidi tersenyum ketika melihat kakak mas sakti  ini mencopot helmnya, potongan rambutnya itu keren habis, samping kanan dan kiri dicukur habis  tinggal tengah sampai kebelakang dibiarkan panjang. 

wali paidi dalam mimpinya cuma terdiam, dia melihat mas sakti turun menyambut kakaknya, tidak  lama kemudian mereka bedua naik keatas toko, wali paidi maju dan mencium tangan kakak mas  sakti. 

"Ini tho wali paidi hmm...." ucap kakak mas sakti. 

"Inggih mas nggih niki larene..." jawab mas sakti.

setelah ngopi dan merokok sebentar terdengar suara lagi bler....bler.....rupanya ada harley lagi yg  datang. 

"Itu bang yik terongan udah datang, ayo berangkat, ayo kamu ikut juga."kata kakak mas sakti  kepada wali paidi. 

wali paidi berboncengan dgn yik terongan sedang mas sakti berboncengan dengan kakaknya. wali paidi seumur - umur baru kali ini merasakan naik harley dg kecepatan yg tinggi, wali merasakan  dalam mimpinya seakan jalan yg dilaluinya ini menuju ke langit, mereka ber empat baru berhenti  ketika didepannya berdiri dg megah sebuah istana yg sangat indah, wali paidi, yik terongan, mas  sakti dan kakaknya turun segera turun.dari motor, dan berjalan ke arah istana, wali paidi melihat  bumi dilijay dari atas tampak berselimutkan cahaya biru. 

"Lapisan ozone...." bathin wali paidi. 

kakak mas sakti mendekati wali paidi, dg menepuk nepuk pundaknya wali paidi, kakak mas sakti ini  berkata: 

"Apa yg kamu lihat itu memang banyak yg menyebutnya sebagai lapisan ozone, sebenarnya  lapisan biru yg mengitari bumi itu adalah cahaya iman yg terpancar dari hati setiap orang islam,  kalau iman umat muslim semakin tipis maka lapisan biru tu juga akan menipis, dan cahaya  matahari akan lansung masuk menerobos bumi, kalau cahaya iman sudah habis maka terjadilah  kiamat..." jelas kakak mas sakti kepada wali paidi. 

setelah menjelaskan tentang lapisan ozone, kakak mas sakti mengajak yik terongan dan adiknya  untuk masuk ke dalam istana. 

"Kamu belum waktunya masuk, jaga motor aja diluar..." ucap kakak mas sakti kepada wali paidi. "Hahahaha.....santai aja sebentar lagi sampeyan boleh masuk...." olok mas sakti. "Siap bos......" ucap wali paidi.

WALI PAIDI (Eps: 17) 

Setelah mendapat banyak karunia dimalang, wali paidi kembali ke pondoknya, mbah kiai yg tahu  kedatangan wali paidi merasa sangat senang, dan lansung menyuruh santri untuk memanggil wali  paidi dan menghadap kepadanya, wali paidi yg mendengar titah gurunya itu lansung pergi ke  ndalem. 

" assalamu alaikum..." ucap wali paidi ketika berada didepan ndalem. 

" wa alaikum salam..." jawab mbah kiai dari dalam wali paidi maju dan mencium tangan gurunya,  tangan yg lembut dan wangi. 

" ayo duduk..." mbah kiai mempersilahkan wali paidi duduk. 

setelah duduk wali paidi melihat wajah gurunya ini, keyakinan wali paidi ini memang beda dg  keyakinan para murid pada umumnya, kebanyakan para murid tidak berani menatap wajah gurunya  ketika menghadap, karena hal tersebut bagi mereka termasuk tindakan yg kurang sopan, tapi  pendapat wali paidi lain, dia lebih suka melihat wajah gurunya karena baginya melihat wajah orang  sholeh adalah ibadah, dan tentu ada barokah didalamnya, keyakinan atau kedua pendapat ini sama  benar, tinggal niatnya saja yg perlu ditata. 

wali paidi melihat wajah gurunya ini begitu bersinar dan begitu suci bersih, seakan-akan gurunya ini  akan berpergian, teringat ini wali paidi lansung menangis sesunggukan... mbah kiai yg melihat wali  paidi menangis hanya tersenyum saja, lalu beliau bilang kepada wali paidi. 

" apa yg kamu lihat dan yg kamu rasakan itu benar, aku memang akan pergi memenuhi panggilan  Allah, waktunya sudah dekat, aku sebentar lagi akan meninggalkan dunia ini..." wali paidi tetap  menunduk dan terus menangis, mbah kiai lalu berkata lagi. 

" nak, nanti malam pergilah kamu ke belakang pondok, setelah mencapai sungai duduklah disitu,  tunggulah teman abah, belajarlah kamu kepadanya, dan yg penting kamu manut dan jangan  banyak bertanya..."pesan mbah kiai 

" inggih kiai...." jawab wali paidi. 

" apa yg kamu alami dimalang semuanya aku tahu, jadilah itu sebagai tonggak keimananmu, dan  kamu sudah bertemu dg saudara-saudara seperjuanganmu, kelak kalau kamu bertemu mereka  kembali sampaikan salamku kepada mereka.." mbah kiai lalu berdiri mendekati wali paidi, beliau  menepuk-nepuk punggung wali paidi. 

" sekarang kembalilah ke pondok, nanti malam laksanakan apa yg aku perintahkan..." ucap mbah  kiai lalu masuk ke ndalem. 

setelah mbah kiai sudah tidak terlihat wali paidi keluar dari ndalem, walau mbah kiai sudah tidak  ada, wali paidi keluar ndalem tetap dengan membungkuk dan berjalan mundur.

malam harinya wali paidi melaksanakan apa yg diperintahkan kiainya, dia berjalan menyusuri jalan  setapak dibelakang pondok, setelah tiba disungai wali paidi duduk ditepian sungai, tiada henti hati  wali paidi berdzikir, wali paidi merasakan semenjak dari malang hati wali paidi ini bisa berdzikir dg  sendirinya. 

tidak lama kemudian datanglah sosok yg seumuran dg mbah kiai mendekati wali paidi wali paidi  melihat pancaran sinar wajah orang ini sama persis dg pancaran wajah mbah kyai. 

" aku teman gurumu, aku adalah khidir dan mulai saat ini aku akan mengajarimu...." ucap khidir  lansung ke pokoknya. 

" inggih...." ucap wali paidi. 

" ayo ikut aku..." ucap nabi khidir lalu berjalan pergi wali paidi mengikuti dari belakang, wali paidi  tidak banyak bertanya sesuai perintah gurunya, dia hanya manut saja, pasrah bongkoan. 

nabi khidir baru berhenti ketika didepannya ada gazebo ( rumah bambu dg atap ilalang ) yg begitu  indah, gazebo ini terlihat kokoh dan futuristik, didepannya ada taman kecil, dan disekitar gazebo  terbentang hamparan rumput hijau yg asri, tempat ini seperti villa mahal didaerah pegunungan. 

" masuklah, tempat wudlu dan kamar mandinya ada dibelakang.." ucap nabi khidir, 

dan tidak lama kemudian adzan subuh berkumandang, wali paidi pergi kebelakang mandi, berwudlu  kemudian sholat jamaah dg nabi khidir. 

setelah sholat, wali paidi duduk diteras gazebo didepannya duduk dg berwibawa nabiyullah khidir as. 

" aku akan mengajarimu ilmu syareat dan ilmu hakekat, aku akan memanjangkan waktu buatmu,  satu hari didunia sama dengan satu tahun kamu bersamaku...." kata nabi khidir. 

sejak itu wali paidi belajar kepada nabi khidir tentang berbagai ilmu, mulai shorof, nahwu, fiqih,  balagoh mantiq dll, khusus ilmu tauhid nabi khidir mengajarnya dua hari, rabu dan kamis, sedang  ilmu hakikat diajarkan disela2 pelajaran ilmu syareat untuk ilmu ini tdk terjadwal, mengalir begitu  saja tidak terasa 10 tahun sudah wali paidi belajar kepada nabi khidir, wali padi sekarang sudah  menguasai berbagai macam ilmu dan sangat mahir. 

" sekarang sudah saatnya kamu kembali, ingat pesanku ini, ilmumu itu tdk dapat kau pamer2kan,  apa yg aku ajarkan beda dg apa yg kamu terima dipondok, ilmu yg aku ajarkan kepadamu hanya  akan keluar ketika dibutuhkan, ilmu itu aku taruh dihatimu" kata nabi khidir kepada wali paidi  sehabis sholat isya' berjamaah. 

" inggih..." ucap wali paidi. 

" nanti kamu jgn kaget, karena waktu yg kamu habiskan disini selama 10 tahun, sama dg 10 hari  ketika kamu dipondok" ucap nabi khidir.

hari itu juga nabi khidir mengantarkan wali paidi ketempat pertama kali mereka bertemu, setelah  menyampaikan pesan2, nabi khidir pergi meninggalkan wali paidi wali paidi masuk pondok tepat  adzan subuh berkumandang, sejak saat itu wali paidi seakan mempunyai ilmu laduni, para santri  mengira seperti itu karena wali paidi hanya pergi 10 hari tapi setelah kembali ilmunya menjadi  begitu luar biasa..... padahal ilmu yg didapat oleh wali paidi diperoleh dg rajin belajar selama 10  tahun. 

tdk lama kemudian mbah kiai memang benar2 pergi meninggalkan dunia ini menghadap sang ilahi,  berita tentang kematian mbah kiai tidak begitu menggemparkan, karena mbah kiai bukan kiai  terkenal, prosesi pemakaman biasa saja, hanya para santri dan tetangga sekitar, tapi ada yg unik  ketika prosesi pemakaman dilakukan, ada puluhan orang tak dikenal berdiri mengitari makam, ada  yg berjubah dan bersorban, ada yg berjas dan berdasi ada juga berpenampilan seperti gelandangan. 

setelah prosesi pemakaman selesei, ada sosok yg sangat akrab menghampiri wali paidi, sosok  nabiyullah khidir. 

" mereka yg hadir yg tidak dikenal orang disini adalah teman mbah kiaimu, mereka semua ini  waliyullah, dan aku bersama mereka telah sepakat menunjuk kamu sebagai ganti dari  gurumu,..." kata nabi khidir wali paidi tertegun tidak bisa berkata-kata, 

lalu nabi khidir berkata lagi kepadanya "kamu sekarang menjadi WALI BADAL (wali pengganti)"

WALI PAIDI (Eps: 18) 

Diceritakan pada beberapa edisi yg lalu tentang perjalanan (salik) nya wali paidi ketika mondok  disebuah pesanten, cerita kilas balik sejarah asal mula sosok wali paidi, dan sekarang penulis akan  mengisahkan sepotong cerita masa kecil wali paidi.... 

*** 

Berjalanlah dg menunduk seorang kiai kampung yg sudah sepuh, tampak sarung BHS nya yg lusuh  pemberian orang 5 tahun yg lalu dan baju takwa yg sudah tidak bisa dibilang putih menghiasi  tubuhnya yg ringkih kiai ini menuju musholla sederhana yg berada disamping rumahnya, kiai ini  mendengar suara tangisan seorang anak kecil yg begitu menyayat hati dari dalam kamarnya ketika  sholat dhuha, setelah mencarinya ternyata suara itu berasal dari dalam musholla disamping  rumahnya. 

Kyai sepuh ini dg agak gemetar memasuki musholla, setelah membuka pintu pagar dari kayu yg  sudah lapuk, kiai ini masuk kedalam, dilihatnya ada anak kecil yg bersandarkan dinding duduk bersila  dg memangku sebuah alqur'an, tampak pundak anak kecil terlihat berguncang-guncang karena  menahan tangisannya yg memilukan kiai sepuh ini mendekati anak tersebut, setelah dekat barulah  kiai sepuh ini mengenali siapa anak ini. 

" lho, nak paidi....mengapa kok nangis begitu.." ucap kiai dg memegang pundak paidi kecil. 

" ini mbah, dalam surat albaqoroh diterangkan kalau kayu bakar neraka itu adalah para  manusia...." ucap paidi kecil dg suara terbata-bata. 

" nak....kamu kan masih kecil, kamu masih suci, kamu gak akan masuk neraka..." ucap kiai  menghibur. 

Dgn suara bergetar paidi kecil ini menjawab : 

" mbah, kalau panjenengan pernah lihat tungku pembakaran, pasti yg dimasukkan ke tungku  pertama kali untuk menyalakan api adalah ranting-ranting kecil ..." 

paidi kecil menunduk, terdengar suara tangisannya semakin keras, tampak qur'an yg dipangkunya  basah terkena air matanya. 

Kyai sepuh ini gemetar kakinya mendengar jawaban paidi kecil, dan kiai sepuh ini jatuh terduduk,  kiai sepuh ini menangis sesunggukan.... 

" ya Allah.....astagfirullah....." rintih kiai sepuh. 

paidi kecil terkejut, serta merta dia merangkul kiai sepuh, dia merasah bersalah karena  menyebabkan kiai sepuh besedih, jadilah keduanya saling bertangis-tangisan..... 

" mbah...njenengan gak usah bersedih, saya tahu dan bersedia menjadi saksi kalau mbah kiai  adalah orang yg baik, dan saya yakin kalau mbah kiai kelak terhindar dari api neraka..." ucap 

paidi kecil menghibur. 

dgn masih menangis kiai sepuh ini menjawab : 

" nak....dalam tungku pembakaran, kayu yg paling lama dan terakhir dibakar adalah kayu  bongkotan, kayu yg sudah tua seperti aku ini....." 

tidak bisa dicegah pecahlah tangisan kedua, mereka saling berangkulan dan sama-sama menangis,  pemandangan yg begitu menyayat hati...... 

esok harinya kiai sepuh ini sakit, kiai sepuh tiada henti- hentinya menangis, kalau ditanya orang orang yg menjenguknya mengapa kiai tiada berhenti menangis, kiai hanya menggelengkan kepala  dan terus menangis satu minggu kemudian mbah kiai ini dipanggil yg maha kuasa..... 

Inna lillahi wa inna ilaihi roji'un....

WALI PAIDI (Eps: 19) 

Wali paidi pertama diberitahu oleh nabiyullah Khidirkalau dia adalah wali pengganti, mengalami  kekagetan yg lumayan menggoncangkandirinya 

sejak pengangkatan itu dirinya sering sakit, setiapbulan minim 2 kali wali paidi sakit, kadang tiba2  kepalanya pusing dan tubuhnyagreges, ros2 tulangnya serasa mau copot, dan setiap diobati penyakit  itu tetapsaja menghampiri dirinya, seakan obat2an tdkmempan melawan penyakitnya 

akibatnya wali paidi sering tidak hadir diacara -acara yg biasa ia hadiri, seperti ngopi bareng, remian,  maleman, melek an,sampai bolo - bolo meledeknya, seperti orang kere yg manja hehehe 

wali paidi jg gak ngerti dg keadaan tubuhnya ygtidak seperti biasanya ini, sampai akhirnya Nabi  Khidir menemuinya dirinyalagi, Nabi Khidir datang dg bentuk seperti salesman, sales produk air  mineral. Nabi Khidir menjelaskan kepada wali paidi: 

" setiap wali menanggung bala' atau menjaditameng setiap bala' yg diturunkan oleh Allah kpd  umatnya..." 

setelah menaruh barang dagangannya, Nabi Khidirmenjelaskan lagi: 

" bala' yg turun ditanggung oleh para walisesuai tingkatan masing2 wali, semakin tinggi derajat  wali semakin berat juga bala' yg ditanggungnya, dulu alm Habib Abu Bakar as Segaf ketika  meninggal perutnya ketahuan bolong karena menanggung bala' umat yg dinaunginya, beliau  adalah qutb, pemuka dan sultan para wali, sedang tanggungan bala' yg paling ringan adalah  sakit kepala, awak greges seperti yg kamu alami itu...." 

wali paidi manggut - manggut, dia jadi mengertikalau dia adalah wali pemula, wali pengganti ( wali  badal ) seperti pemaincadangan dalam sepakbola, 

" matur suwun, maklum wali anyar2an jadinya manja..." ucap wali paidi. 

Nabi Khidir berkata lagi: 

" bersikaplah biasa seperti orang yg tidak sakit, mereka para wali jg mengalaminya, tapi mereka  menyembunyikannya...." 

Nabi Khidir berdiri lalu beranjak pergi, baru berjalan beberapa langkah Nabi Khidir menoleh dan  berkata lagi: 

" oh ya, setiap ada orang yg memuji2mu, kamu jg akan merasakan sakit seperti itu...." 

wali paidi terdiam, dia menyeruput kopinya lagi,dan mengambil satu batang rokok dan  menyalakannya. enak2 merokok lewatlah Nabi Ilyas disamping wali paidi yg menyamar sebagai  penjual gorengan 

" memang enak jadi wali...hehehe..." kata Nabi Ilyas setengah berlari menyusul Nabi Khidir....

WALI PAIDI (Eps: 20) 

Wali paidi dg perasaan gundah berniat pergi ketulungagung sowan ke mas kiai, dia sudah gerah  ketika banyak yg melaporkan kpdnya kalau sekarang banyak para murid mas kiai kesana kemari  menjual nama mas kiai untuk kepentingan dirinya pribadi, meminta uang dan minta dihormati  secara berlebihan. 

ketika memasuki gerbang pondok, wali paidi melihat banyak orang duduk di sebelah musholla,  sekitar lima orang yg duduk disitu, terlihat mereka adalah orang penting dipondok sini. 

" ada perlu apa mas...." tanya salah satu dari mereka. 

" sowan ke mas kiai..." jawab wali paidi. 

" oh ke romo kiai..." jawab mereka. 

terlihat dari jawaban itu, kalau mereka tdk suka dg sebutan mas kiai yg di sebutkan oleh wali paidi,  menurut mereka kurang sopan. 

" wah...skrng romo kiai tdk di ndalem, sampeyan ke makam aja dulu, menunggu disana..." jawab  mereka. 

" inggih..." jawab wali paidi. 

ketika wali paidi mau beranjak pergi ke makam, ada suara yg memanggilnya " di....paidi...ayo melu aku...." 

wali paidi menoleh, dilihatnya mas kiai yg memanggilnya, wali paidi berbalik mendekati mas kiai dan  mencium tangannya, serentak kelima orang yg duduk disebelah musholla berdiri berniat ikut  salaman ke mas kiai, ternyata mereka duduk disitu juga menunggu mas kiai. 

mas kiai mengangkat tangannya, beliau memberi isyarat kalau beliau tdk mau disalami, mereka lalu  duduk kembali. 

wali paidi mengikuti mas kiai keluar dari pondok, mas kiai menuju mobil yg berada didepan gerbang,  mas kiai menyuruh wali paidi masuk ke dalam mobil, didalam mobil sudah ada adik2 mas kiai, wali  paidi menyalami mereka. 

mas kiai mengarahkan mobilnya ke selatan, wali paidi tdk tahu diajak kemana, mobil itu baru  berhenti ketika didepannya ada warung kopi , mas kiai turun di ikuti adik2nya, wali paidi mengikuti  dibelakang, warung kopi ini terlihat sederhana tp dari aroma kopinya,terasa kalau kopi di warung ini  terasa nikmat. 

adik2 mas kiai duduk agak menjauh, sedang walipaidi dan mas kiai duduk satu meja

wali paidi belum berani mengutarakan niatnya ke mas kiai, baru setelah pesanan kopi datang, dan  mas kiai tampak sudah menyeruput kopinya, dan mulai menyalakan rokok mild-nya, wali paidi  berniat mengutarakan unek2nya. 

" dari rumah saja di..." mas kiai mendahului bertanya. 

" iya mas kiai..." jawab wali paidi. 

" begini di...kadang Allah menguji hambanya dg mendatangkan orang yg bernat menipu kpd kita,  apakah hati kita akan terusik dg hal tsb atau tidak, seyogyanya kita dlm menata hati tdk boleh  membedakan siapapun yg datang kpd kita, hati kita tdk boleh kemasukan sifat benci ataupun tdk  suka kpd siapapun..." kata mas kiai. 

setelah menghisap rokoknya mas kiai berkata lagi: 

" Allah mengujiku dg mendatangkan para murid yg suka menjual namaku, suka meminta atas  namaku, dlm hal ini tdk boleh sedikitpun didalam hatiku ada rasa benci atau tdk suka terhadap  mereka, krn Allah lebih berhak memutuskan apa yg dikehendakinya, aku hanya membimbing  mereka, kadang Allah mengirim orang untuk menipuku, apakah hatiku akan sedih dg uang  ratusan juta yg raib krn ulah mereka, apakah hatiku akan benci kpd mereka, ini semua ujian di...,  kadang untuk menghajar napsuku,aku malah memberi uang kpd mereka yg pernah  menipuku....kita harus menjaga hati kita jgn sampai kemasukan sifat2 tercela..." 

wali paidi menunduk, dan tanpa bisa dicegah berlinanglah air matanya...

WALI PAIDI (Eps: 21) 

" kring...kring......kring...." 

  

wali paidi melihat hapenya, terlihat sebuah nama yg wali paidi sangat mengenal dan  menghormatinya, wali paidi mengangkat hapenya. 

" bro....ayo ngopi....." suara terdengar dr seberang. 

  

" siap...bro..." jawab wali paidi. 

  

wali paidi bergegas ganti pakaian, sarung wadimor dan baju ditanggalkannya, dia ganti memakai  celana yg bawahnya mengecil yg dia tdk tahu celana apa ini namanya, kaos oblong ketat warna  hitam dan rambut gaya kim jong il yg lg ngetrend saat ini, yg kanan kiri dipotong tipis tp atasnya  dibiarkan lebat, wali paidi baru kemarin potong rambut model begini di tukang potong rambut  madura. 

  

wali paidi bergaya seperti ini demi menghormati teman yg mengajaknya ngopi ini, wali paidi ini  sampai sekarang masih heran dg temannya yg satu ini, penampilannya " mas bro banget " padahal  kalau tahu dan lama bergaul dgnya, temannya ini luas dan dalam laksana samudera.   

wali paidi berangkat, padahal dia belum tahu temannya ini ngopi dimana, yg penting dia berangkat  dg niatan nyambung seduluran. 

  

tdk lama kemudian hapenya berbunyi, ada sms masuk 

" aku tunggu di broJan coffee....." bunyi sms. 

" oke meluncur bro..." balas wali paidi dlm smsnya. 

  

sekitar satu jam an wali paidi sudah sampai di warung yg dimaksud, caffe yg bergaya modern dan  gaul, wali paidi masuk kedalam, dilihatnya temannya ini sudah ada didalam bersama kawan2nya. 

" hai....sini bro..." ucap temannya mempersilahkan duduk. 

wali paidi mengangkat tangannya ( say hello ) kemudian duduk, tidak lama kemudian datang seorang  perempuan menyodorkan menu kpd wali paidi. 

  

" pesan apa bro..." ucap wali paidi kepada temannya. 

" terserah bro..." kata temannya. 

  

wali paidi mengambil menu dan membukanya, wali paidi mulai kebingungan dg gambar menu yg  dilihatnya, gambar makanan dan nama yg aneh2 terpampang didepan wali paidi, wali paidi bingung  karena selama ini wali paidi kalau ke warung tahunya hanya rawon dan nasi pecel, wali paidi 

mencoba melihat menu minuman, wali paidi tambah bingung karena gambar kopi hitam yg dicarinya  tdk ada, yg ada hanya minuman warna warni dan aneh2, ada kopi tapi sdh dimodifikasi sedemikian  rupa. 

" ini aja bro.." wali paidi menunjuk gambar minuman yg menurutnya menarik 

" gak makan..." ucap temannya. 

  

" gak bro..." ucap wali paidi. 

  

" disini makanannya jg ada nasinya lho..." goda temannya tahu kalau wali paidi bingung.   

" gak bro udah kenyang..." kata wali paidi. 

wali paidi sendiri tidak tahu mengapa dirinya merasa gak selera dan merasa kenyang setelah melihat  gambar makanan dimenu. setelah makanan datang, mulailah wali paidi ngobrol-ngobrol, asap rokok  mulai mengepul diantara mereka, mild, sam soe, marlboro berserakan diatas meja suasana di caffe  sangat ramai, disebelah meja wali paidi ada sekelompok muda mudi yg sangat ramai, tertawa dan  bersenda gurau dg hebatnya. 

  

" biarkan saja mereka bro, mereka itu masih mimpi, nanti kalau mereka bangun mereka akan  menangis- nangis...." ucap temannya kpd wali paidi. 

  

wali paidi kaget, tiba2 wali paidi seakan-akan melihat mereka yg sedang bersenda gurau itu sudah  mati berada dalam kuburnya dan menangis menjerit-jerit karena siksa. 

  

" ya Allah...ya Allah...astaghfirullah...." ucap wali paidi dg kaget dan spontan wali paidi berdiri lalu duduk, berdiri lagi lalu duduk lagi. 

  

" ya Allah...bro...bro...gimana dg diriku bro...gimana dg diriku bro..." ucap wali paidi dg menunduk.   

wali paidi merasa dirinya selama hidup didunia ini bagaikan orang yg tidur dan bermimpi, dia sering  melupakan Allah dan hanya mengejar kenikmatan dunia, kelak kalau dirinya mati dia baru sadar,  seakan bangun dari tidurnya. 

  

" astaghfirullah.....astaghfirullah....." hanya itu yg keluar dr mulut wali paidi dg lirih.

WALI PAIDI (Eps: 22) 

Dengan bersandarkan tembok wali paidi menikmati kopinya, sesekali dia menyedot rokoknya, “ Allah…Allah….Allah….” dzikir wali paidi mengiringi hembusan rokoknya. 

Wali paidi mendoakan seluruh masyarakat dikampungnya, seluruh teman-temanya, guru-gurunya  dan semua yg berhubungan dgnya, wali paidi bersiap-siap mau mengunjungi saudaranya yg baru  mempunyai anak. 

Setelah merasa cukup ngopi dan merokoknya wali paidi mengeluarkan motor dan mempersiapkan  segala keperluan kalau hujan turun, dan berangkatlah wali paidi ke rumah saudaranya. 

Wali paidi sebulan ini diberi karomah oleh Allah berupa kilatan-kilatan kejadian2 yg akan terjadi  dikemudian hari, orang jawa mengistilahkan “weruh sak durunge winarah“ , repot juga sekarang  jadinya, karena wali paidi kadang2 keceplosan omong, mengatakan sesuatu yg belum terjadi kepada  orang2 disekitarnya. 

Dan ketika ada istri dari saudaranya ( teman seperjuangan wali paidi ) ini hamil, wali paidi mendapat  kilatan cahaya dihatinya kalau anak dari saudaranya ini laki2, tapi saudaranya ini bilang kalau istrinya  habis di USG dan hasilnya kalau calon anaknya ini perempuan, wali paidi sangat menghormati  saudaranya ini, karena dialah yg memperingatkan wali paidi kalau dia mulai salah arah, wali paidi  hanya diam setelah diberitahu oleh saudaranya ini, saudaranya ini lalu berkata lagi: “ kalau anakku lahir laki di….kelak dia akan jadi wali besar…” 

Wali paidi tersenyum, dalam hati dia berkata : “saudaraku ini memang lucu dan aneh, katanya  perempuan doanya seakan calon anaknya ini laki hehehe…” 

“ Amin…amin…amin….” Wali paidi dg sepenuh hati mengamini. 

“ tapi calon anakku ini perempuan di….“ katanya kpd wali paidi 

“ ha…ha…ha…..” wali paidi hanya bisa tertawa melihat semua ini. 

Dan kemarin wali paidi mendengar kalau anak dari saudaranya ini telah lahir, dan anaknya ternyata  laki, wali paidi ikut bergembira mendengar khabar ini, 

Wali paidi sampai di rumah saudaranya ini sehabis magrib, dan ternyata ibunda dari saudaranya ini  ada disana, dan yg membuat wali paidi terkejut ternyata mas kiai guru wali paidi juga berada disitu. 

“ baru datang di…” Tanya mas kiai. 

“ inggih mas….” Jawab wali paidi. 

“ saudaramu masih menemui para tamu dari saura dekat sekitar sini, kamu sama aku ada…” ucap 

mas kiai, 

Lalu mas kiai berdiri menuju sebuah kamar, dan wali paidi mengikutinya, sesampai dikamar mas kiai  menyalakan tivi, dan duduk bersila 

“ duduk sini di…sebentar lagi kopinya akan datang...” ucap mas kiai. 

Wali paidi duduk disamping mas kiai, melihat tivi berdua, setelah memindah-mindah chanel akhirnya  di temukan film action barat yg bagus. 

“ wah iki film apik di…” ucap mas kiai dg gembira. 

Wali paidi hanya diam, wali paidi sebenarnya suka dg film itu, tapi wali paidi sudah pernah  melihatnya dan tahu dg akhir ceritanya 

“ gak suka dg film ini di…” Tanya mas kiai. 

“ ndak mas…” jawab wali paidi berterus terang, karena percuma kalau ngomong ditutup-tutupi. “ mengapa…” Tanya mas kiai lagi. 

“ karena sudah tahu jalan ceritanya…” jawab wali paidi lagi. 

Lalu dua cangkir kopi datang diantarkan kpd mereka, mas kiai membuka tutup cangkir kopinya dan  menghirup aromanya, tampak wajah yg begitu bersyukur terlukis diwajah mas kiai, lalu mas kiai  menaruh cangkirnya dan berkata : 

“ ya begitulah kalau sudah tahu akhir ceritanya di…, walaupun film yg kau lihat itu bagus akan  terlihat membosankan, makanya ketika Allah memberiku kilatan cahaya kejadian2 yg akan  terjadi dimasa mendatang, aku meminta kepada Allah untuk menutupnya kembali, karena hidup  ini akan gak asyik dan membosankan…..” 

“Ha….ha…ha…ha….” wali paidi dan mas kiai tertawa, 

“ ha…ha…ha…ha….” Mereka tertawa lagi, tahu sama tahu. 

“ begitu juga dg saudara kita yg baru punya anak ini, dia sebenarnya bisa melihat jenis kelamin  anaknya, tapi dia tidak mau, biar jadi kejutan begitu katanya...” ucap mas kiai. 

“ inggih…..inggih….hahaha…” ucap wali paidi. 

“ kasihan orang2 yg disekitarmu di…kalau kamu tidak minta kpd Allah untuk menutupnya….” Kata  mas kiai. 

“ inggih mas…..” jawab wali paidi dan mulai berdoa kpd Allah untuk menutup kilatan cahaya  karomah.

WALI PAIDI (Eps: 23) 

Disebuah warung kopi ( loodst coffe Raden Wijaya ) duduklah wali paidi dipojok warung  disebelahnya pintu masuk, wali paidi pesen kopi klasik satu cangkir, karena hanya menu itu yg  menurut wali paidi yg terasa kopi. Lagi enak merokok datanglah temannya duduk disamping wali  paidi, setelah bersalaman dan pesan kopi, temannya ini berkata kepada wali paidi. 

" bro aku habis menggoda setan....." ucap temannya. 

" hmm......." jawab wali paidi tersenyum. 

Teman wali paidi lalu bercerita: 

" sudah dua hari ini bro setiap aku mau sholat isya setan mendatangiku, kakiku dipijit, rambutku  dibelai dan mataku ditiup olehnya, dan akhirnya aku kalah..." 

Setelah menyalakan rokoknya teman wali paidi ini melanjutkan ceritanya dg penuh semangat, " dan tadi dihari ketiga aku berpura-pura terbuai oleh pijatan setan, tapi lama-lama aku mulai  hanyut dan benar2 mau tertidur, ketika mataku mau terpejam aku bentak tubuhku untuk bangun,  dan akhirnya aku bangun dan sholat isya, aku puas bisa membuat jengkel para setan yg gagal  memperdayaiku..." 

" apa kamu bisa melihat setan...." tanya wali paidi. 

" tidak, tapi aku bisa merasakannya..." jawab temannya. 

" sebenarnya setan tetap berhasil menggodamu.." kata wali paidi. 

" kok bisa begitu, coba sampeyan jelaskan.." pinta temannya. 

" kamu sholat isya sudah bukan karena Allah tapi karena pingin membuat jengkel para setan,  padahal setannya gak jengkel malah senang melihatmu melakukan itu..." jelas wali paidi. 

" masya Allah.....iya ya....aku gak menyadari hal itu, trus selama ini gimana caranya sampeyan  melawan hawa nafsu..." tanya temannya. 

" aku belum pernah melawan tapi hanya minta kepada Allah supaya diberi kekuatan menahan  hawa nafsu, karena manusia sudah dicap sebagai golongan yg dhoif ( lemah ), manusia baru kuat  kalau diberi kekuatan oleh Allah" jelas wali paidi lagi. 

" terimakasih bro...." kata temannya 

Setelah menghabiskan kopinya temannya ini pamit pulang kepada wali paidi Tidak lama berselang datang lagi teman wali paidi, tapi sikapnya beda dg temannya yg tadi,  temannya kali ini setelah pesan kopi hanya duduk diam disamping wali paidi,

" ada apa bro, soal jodohmu ya...." tanya wali paidi. 

Mendengar pertanyaan itu, wajah teman wali paidi ini terlihat berubah terlihat sumringah, " iya bro, ini kan sudah 2014 sedang jodohku belum ada juga, padahal aku sudah minta kpd Allah  dan juga sudah minta didoakan oleh banyak kiai.." jawab temannya. 

" sebenarnya Allah sudah memberimu jodoh setiap kali kamu memintanya..." jawab wali paidi  datar. 

" tapi bro ...kok sampai sekarang aku belum nikah..." protes temannya. 

" itu karena setiap kali Allah memberimu jodoh, kamu menolaknya, krn merasa jodoh yg diberikan  oleh Allah tidak sesuai dg selera dan kekarepanmu..." jawab wali paidi. 

Teman wali paidi ini terdiam mendengar jawaban wali paidi dan nampak kalau hatinya belum bisa  menerima dg apa yg diomongkan oleh wali paidi ini. 

" kamu tidak bisa mengatur Allah untuk memberimu jodoh yg sesuai dg keinginanmu, Allah maha  perkasa gak bisa hambanya yg lemah seperti kita ini mengaturnya, tapi walaupun begitu Allah  tetap maha rohman, setiap kamu menolak dan lalu minta lagi Allah tetap memberimu, sampai  kapanpun Allah tetap mengabulkan permintaanmu biarpun kamu berkali-kali menolak pemberian  Allah tersebut...." jelas wali paidi. 

" lalu bagaimana bro...." tanya teman wali paidi. 

" gantilah doamu, jangan mengatur Allah, mintalah kpd Allah supaya hatimu kuat dan tabah  menerima jodoh yg diberikan oleh Allah kepadamu..." jawab wali paidi. 

Temannya ini sekali lagi terdiam dan tetap masih belum juga bisa menerima apa yg diucapkan oleh  wali paidi......

WALI PAIDI (Eps: 24) 

Sehabis dari makam gurunya wali paidi lansung menuju warung kopi di daerah botoran, "loodst  coffee" warung kopi yg tertua dari loodst yg lain, seperti biasa wali paidi pesen kopi clasik karena  hanya menu itu yg masih terasa kopi hehehe.... 

Wali paidi duduk diteras depan menunggu temannya yg masih sowan ke mas kiai, wali paidi  menyeruput kopi clasiknya sedikit, karena kopi clasik ini tersaji dg cangkir yg sangat kecil, biasanya  kalau wali paidi lagi ngopi di loodst raden wijaya dia pesan kopi clasik yg gelas agak gedhe, di loodst  botoran ini dia lupa minta gelas yg agak gedhe ketika pesan tadi. 

Wali paidi mengarahkan pandangannya ke kaca yg bertuliskan loodst coffee, bathinnya  berkata, "semoga loodst coffee ini ada ditiap kota seluruh jawa, loodst coffe ini didirikan sejatinya  untuk kesejahteraan umat bukan untuk memperkaya diri, siapapun yg ngopi disini ikut andil  dalam mensejahterakan umat..." 

Tak lama kemudian teman wali paidi datang, setelah temannya ini duduk wali paidi bertanya  kepadanya, 

" dibilangin apa saja apa mas kiai..." 

" disuruh membuat lapangan pekerjaan sebanyak-banyaknya..." jawab teman wali paidi. " hmm...disuruh lansung praktek khoirunnas anfa'uhum linnas..." kata wali paidi. " iya...kang..." kata teman wali paidi. 

" memang salah satu karomah para wali saat ini adalah bisa memberi pekerjaan kepada orang  lain...." jelas wali paidi. 

" tapi ada yg mengganjal dihati tentang perkataan beliau..." kata teman wali paidi. " apa itu..." tanya wali paidi. 

" mas kiai sangat tidak suka kalau melihat anak muda yg kerjaannya mancing...." jelas temannya. " hahahahaha......" wali paidi tertawa. 

" kita kan tahu, mbah kiai dimojokerto juga sering mancing..." jelas teman wali paidi. 

Wali paidi menyedot rokoknya dalam-dalam, lalu dia bercerita : 

"Dulu ada santri yg bertanya kepada mbah kiai, waktu itu mbah kiai sedang dalam posisi  mancing" 

" kiai apa nabi Khidir suka dg orang yg mancing..." tanya santri.

Santri ini berasumsi dan sering mendengar cerita kalau nabi khidir itu suka menjumpai orang  tertentu ketika mancing. 

" bukan begitu, nabi khidir itu suka dg orang yg mempunyai jiwa yg tenang, dan biasanya orang  yg mancing itu mempunyai jiwa yg tenang..." jawab kiai 

Setelah mendengar cerita wali paidi temannya ini bertanya kpd wali paidi: 

" trus tentang dawuh mas kiai tentang mancing ini gimana.." 

" mas kiai benar, sekarang orang yg suka mancing itu rata-rata bertujuan melarikan diri dari  masalah yg dihadapinya, beda sekali dg mancingnya mbah kiai..." jelas wali paidi. 

" maksudnya kang..." tanya teman wali paidi. 

" Mbah kiai adalah orang yg sudah mempunyai jiwa yg tenang...." Jelas wali paidi. Wali paidi diam, suasana menjadi hening beberapa saat, lalu wali paidi berkata lagi, 

" mbah kiai adalah orang yg dipanggil oleh Allah dalam surat al fajr..... 

"Wahai jiwa yg tenang Duduklah kamu disisiKu dg riang gembira dan penuh ridloKu Masuklah  kamu kepada barisan para kekasihKu ( aulia ) Masuklah ke tempat yg tidak ada kesedihan  maupun kegelisahan Mbah kiai mancing itu hanya sebagai sarana untuk berdialog dg tuhan,  bukan bertujuan melarikan diri dari masalah, atau bukan karena gak kerasan tinggal dirumah  karena diomeli istri,..." jelas wali paidi. 

Teman wali paidi ini mengangguk-anggukkan kepalanya, 

" oh...aku sekarang paham, mengapa mas kiai menyuruhku membuka lapangan pekerjaan..." kata  teman wali paidi. 

" biar teman2 kita kalau mancing bukan sebagai sarana untuk melarikan diri, tapi sebagai sarana  untuk mendekatkan diri kepada Allah..." tambah temannya lagi. 

" tidak hanya mancing, tapi banyak teman-teman kita yg menggunakan kuburan para wali  sebagai sarana melarikan diri dari masalah, bukan karena niat berziarah..." kata wali paidi. 

" hahahaha..." wali paidi dan temannya lalu tertawa.

WALI PAIDI (Eps: 25) 

Di dalam perjalanan tiada henti wali paidi berdoa membaca sholawat yg ditujukan kepada semua  orang yg ditemuimya di dalam perjalanan, hari itu wali paidi menuju ke rumah mas kiai, karena  beberapa hari yg lalu wali paidi dipanggil untuk membicarakan arah perjuangan yg mas kiai  perintahkan kepadanya. 

Selama ini wali paidi lebih mengutamakan untuk membimbing anak-anak nakal yg tidak tahu arah  dan sudah dikucilkan dimasyarakat, wali paidi lebih senang merawat mereka, karena mereka ini  kalau diarahkan tidak pernah membantah dan manutnya itu saklek tanpa dipikir panjang, pasrah  bongkoan, beda dg para santri yg selama ini jg dibimbing oleh wali paidi, mereka lebih sering protes  dan merasa dirinya sudah mengerti, kadang wali paidi jadi gregetan menghadapi para santri ini. 

Wali paidi masih ingat dg ucapan mas kiai yg mengistilahkan para anak-anak nakal ini dg  sebutan "semak belukar" 

" di..(wali paidi )..semak belukar kalau yg merawat itu seorang gembala, maka akan jadi  makanan ternak semua, tapi kalau yg merawat itu seorang tabib maka semak belukar itu bisa jadi  obat.." 

Sejak itu wali paidi mulai memperhatikan anak-anak nakal yg kehilangan arah tersebut, wali paidi  berjuang mengorbankan waktu bahkan uang demi untuk menemani mereka. 

Sesampai dirumah mas kiai , wali paidi lansung disuruh masuk kekamar mas kiai dan setelah  nyeruput kopi, mas kiai bertanya kepada wali paidi. 

" bagaimana pendapatmu tentang yayasan-yayasan yg aku bentuk selama ini..." 

Wali paidi menjawab dg terus terang: 

" 80 persen mubazir mas, sedang mubazir itu senjatanya setan mas hehehe, orang - orang yg mas  kiai percaya selama ini banyak yg tidak paham dan keliru memahami apa yg mas kiai  perintahkan, mereka merasa sudah mengerti dan merasa bangga dg amanat yg mas kiai  berikan..." 

" benar apa yg kamu ucapkan, kalau memang kamu berpendapat seperti itu kamu harus ikut  bertanggung jawab untuk membantu membetulkan yayasan-yayasan yg aku bentuk selama ini,  supaya berjalan di rel yg benar dan lurus..." jawab mas kiai. 

" inggih... mas kiai" jawab wali paidi dg berat. 

Mas kiai tersenyum melihat wali paidi yg agak keberatan dg tugas yg ia berikan, mas kiai tahu kalau  beban wali paidi sekarang menjadi semakin berat, karena mengarahkan santri yg ahli ilmu itu lebih  sulit daripada mengarahkan para anak-anak nakal atau santri yg bodoh. 

Melihat itu mas kiai menjelaskan kepada wali paidi. 

" walau bagaimanapun orang yg punya ilmu itu lebih tinggi derajadnya daripada orang yg tidak 

punya ilmu, mereka ini bagaikan pohon, dan yg namanya pohon itu tidak mudah untuk tumbuh  dan jumlahnya semakin hari semakin sedikit, beda dg semak belukar, dimanapun dan kapanpun  semak belukar ini bisa tumbuh, dan jumlahnya semakin hari semakin banyak..." 

Wali paidi tersenyum sendiri, mas kiai tahu dg apa yg dilakukan dan yg dijalankankan olehnya selama  ini, 

" inggih mas... akan saya jalankan perintah mas kiai" jawab wali paidi. 

" pohon-pohon yg sukar untuk diatur kamu sisihkan dulu, carilah pohon-pohon yg mudah dan mau  untuk diatur dan diarahkan, kalau pohon yg bagus ini sudah tertata, baru kamu tata lagi pohon pohon yg ruwet itu, kalau mereka tetap tidak mau, tinggalkan saja mereka...." jelas mas kiai. 

" trus pohon yg ruwet itu buat apa mas kiai..." tanya wali paidi. 

" jadikan kayu bakar saja..." jawab mas kiai. 

" hahahahaha...." wali paidi tertawa.

WALI PAIDI (Eps: 26) 

Ketika wali paidi enak- enak ngopi dan menikmati rokoknya lewatlah seorang penjual kacang godok,  orang ini menjual kacang dg memakai pikulan, memakai sarung, baju taqwa dan memakai peci yg  semuanya terlihat lusuh, ketika menjual kacang dia hanya diam tidak berteriak menawarkan  dagangannya, kalau ada orang memanggil baru dia berhenti, kalau gak ada yg beli dia berjalan terus. 

" penjual kacang ini tetap tidak berubah sejak dulu, sewaktu aku kecil penjual kacang ini sudah  jualan, dan sampai sekarang wajah, kulit dan pakaiannya tidak berubah, sama persis seperti yg  dilihat wali paidi sewaktu kecil,..." wali paidi membathin . 

Wali paidi tersadar kalau sebenarnya penjual kacang ini bukan orang sembarangan, wali paidi berdiri  dan berniat menghampiri penjual kacang godok tsb. Penjual kacang itu masuk disebuah gang  kampung, wali paidi mengejarnya, ketika wali paidi masuk gang penjual kacang itu sudah tidak  terlihat hilang entah kemana. 

" mungkin beliau tidak berkenan dan asyik dg kesendiriannya " bathin wali paidi. 

Malamnya wali paidi bermimpi, dalam mimpi tersebut wali paidi bertemu dg gurunya seorang  mursyid yg kamil yg sudah meninggal beberapa tahun yg lalu. 

Dalam mimpinya guru wali paidi berkata kepadanya "nak, wali-wali Allah ada sebagian yg  tersembunyi, gusti Allah memang menyembunyikan mereka, tugas merekapun hanya Allah yg  tahu, semisal organisasi wali yg seperti ini tidak masuk menjadi anggota maupun jajaran  pengurus, tapi lansung menjalankan tugas dari Allah. Nak, salah satu wali yg seperti ini adalah  uwais alqorni dan penjual kacang godok yg kamu temui kemarin, mereka ini wali yg mastur  (tersembunyi), jangankan aku, rajanya wali seperti syaikh abdul qodir maupun syaikh abu hasan  as syadzili pun tidak akan tahu kalau mereka ini wali, bukan karena derajadnya lebih tinggi tapi  Allah yg menyembunyikannya, andai aku masih hidup aku juga tidak akan tahu.." 

Lalu wali paidi terbangun dari tidurnya "subhanallah....." ucap wali paidi. 

Besoknya wali paidi mencari keberadaan penjual kacang yg ditemuinya kemarin, tapi tidak ketemu,  wali paidi memang tidak terlalu ngoyo mencari keberadaan penjual kacang tersebut hanya  sekedarnya saja, kalau ketemu ya alhamdulillah kalau tidak ya gak apa-apa. 

Baru satu bulan kemudian wali paidi mendengar keberadaan penjual kacang tersebut, beliau ini  bernama Amin orang biasa memanggilnya pakmin kacang, beliau bertempat tinggal didaerah  pinggiran salah satu kota dijawa timur, wali paidi baru tahu keberadaan pak amin ini setelah beliau  sudah meninggal, menurut orang di kampungnya pakmin ini orangnya tidak banyak omong tapi jiwa  sosialnya tinggi sekali,pernah pakmin ini sendirian membetulkan pagar sekolah SD yg roboh  dikampungnya, dia menabung sedikit demi sedikit uang dari hasil menjual kacangnya, pernah juga  pakmin ini sendirian membetulkan jalan dikampung yg sudah rusak parah, beliau memaving sedikit  demi sedikit, memang membutuhkan waktu yg lama tapi akhirnya rampung juga.

Orang kampung banyak yg menasehati pakmin, supaya membiarkan saja jalan yg rusak tsb, karena  sebentar lagi pemerintah yg membetulkannya dan itu memang sudah jadi program pemerintah, tapi  pakmin tidak mau, beliau tetap membetulkan jalan tsb, beliau bilang "gak apa-apa, mudah2an dg  membetulkan jalan ini, Allah memudahkan jalanku diakhirat kelak" 

Lalu wali paidi diajak berjalan kesawah yg berada disamping rumah pakmin, wali paidi melihat  dikejauhan ditengah areal persawahan ada sebuah surau (langgar) 

" itu langgar peninggalan pakmin, beliau baru saja merampungkannya sebelum  meninggal..." kata orang kampung tetangga pakmin ini. 

Tetangga pakmin ini lalu bercerita kepada wali paidi, kalau sebelum pakmin meninggal dia sempat  bertanya kpd pakmin, mengapa beliau susah payah membangun langgar, sedang beliau ini miskin,  biarkan orang - orang kaya saja yg membangun langgar krn itu mmg sudah kewajibannya, Beliau  (pakmin) menjawab,: "Nabi Nuh pernah mendatangiku, beliau (Nabi Nuh) menyuruhku untuk  membuat perahu seperti yg dibuat olehnya kala itu untuk menyelamatkan umat, dan dari  perintahnya itu alhamdulillah Allah mengijinkan aku untuk membangun langgar kecil, langgar  itulah perwujudan dari perahu nabi nuh..." 

Wali paidi menunduk, menyembunyikan airmata yg mulai menggenang dimatanya, wali paidi tidak  kuat menahan keharuan dihatinya, dia lalu pamit pergi "terimakasih...."pamitnya lirih.

WALI PAIDI 27 

Dgn ditemani kopi wali paidi duduk diteras langgar rumahnya, pagi itu wali paidi teringat dg aktifitas salah  satu putra kiai yg dikenalnya, gus abu baradewa gus ini sangat low profil, pakaiannya sederhana dan itu2  saja gak pernah ganti, kaos oblong lusuh dan celana training, bukan karena gak pernah ganti, tapi  pakaiannya yg bagus2 sering diberikan kepada orang lain, sampai adik2nya jengkel, khususnya adik  perempuannya. 

gus abu baradewa ini wajahnya biasa tapi sorot matanya ini sangat teduh dan terkesan sayu, banyak  putri2 kiai yg jatuh hati padanya, wali paidi tersenyum sendiri ketika teringat peristiwa lucu gus abu  baradewa ini, ketika gus abu ini dapat undangan resepsi manten salah satu putri kiai besar yg jg pernah  jatuh hati padanya, adik2 perempuan gus abu ini kalang kabut, adik2nya ini kuatir nanti kalau kakaknya  datang ke resepsi pernikahan dg pakaian yg biasa dipakainya tiap hari itu, sedang mereka kenal baik dan  akrab dg ning yg punya hajat ini, dan dg inisiatif saudara2nya yg lain adik perempuannya ini membeli  kemeja yg bagus buat kakaknya, kalau gak salah warna kemejanya ini biru langit, ketika memberikan  kemeja kpd gus abu, adiknya ini mewanti-wanti supaya kakaknya memakai kemeja yg diberikannya. 

acara resepsi akhirnya tiba, adik gus abu ini datang duluan ikut rewah atau mbiyodo ditempat acara,  hatinya ketar ketir menunggu kakaknya datang, ketika rombongan kakaknya datang, adiknya ini lansung  berlari, dilihatnya kakaknya duduk didepan dg memakai kemeja yg dibelikannya, adiknya ini jd lega dan  tersenyum tenang, tapi alangkah kagetnya dia ketika melihat kakaknya ini turun dari mobil, kakaknya ini  tetap memakai celana training kebesarannya..... 

" wah...aduh..." ucap adiknya dg terbengong 

wali paidi menyedot rokoknya, dia masih terkenang dg gus yg dikenalnya, gus abu baradewa, setiap pagi  gus abu bara ini berkeliling melihat gubuk para santri abahnya, mengecek siapa yg sudah kehabisan  beras, lalu gus abu bara ini akan mengambilkan beras dari ndalem, setelah memberi beras, gus abu ini  berkeliling lagi, melihat tanamannya, ada bunga, obat herbal dll, dg telaten gus abu memeriksa satu demi  satu, setelah beres, gus abu ini pergi ke ndalem mengambil jagung, memberi makan ayam dan puluhan  burung dara. 

para santri kadang gak tahu siapa yg ngasih beras, karena kebanyakan para santri tidurnya pagi sehabis  dhuha'an, mereka sendiri terlalu tawakal jadi gak sempat ngecek berasnya habis apa tidak hehehe....  setelah semuanya beres, gus abu ini pergi kepasar diantar santri ndalem dg naik becak, mencari lauk pauk  buat kepentingan para santri, selama diatas becak tidak henti-hentinya mendoakan orang yg ditemui dan  dilewatinya, sampai dipasar gus abu baradewa ini masih terus melanjutkan doanya, setiap barang yg  disentuhnya didoakannya, kalau belanjaan dirasa cukup, gus abu ini pulang dan mampir ke kios koran,  membelikan koran buat adik2nya, tabloid masak dan fashion buat adik2 perempuannya, tabloid olahraga,  koran politik dan ketatanegara'an buat adik2 lelakinya, tak lupa juga membeli bubuk kopi buat para tamu,  setiap hari dan setiap habis dari pasar uangnya jg habis gak tersisa, kalau gak habis gus abu ini gak akan  pulang sesampai dirumah gus abu ini istirahat sebentar, dan mulai menemui tamu sampai malam bahkan  sampai malam hari.

tanpa disadari Allah memberi pelajaran melalui gus abu ini buat siapa saya yg mau bertafakur dan  bermata hati, betapa manusia itu harus berusaha rahmatan lil alamin karena itu adalah salah satu tanda  insan kamil..... 

sosoknya yg jenaka dan lemah lembut bukan berarti gus abu ini gak sakti dan gak berani, tapi gus abu ini  sudah mulai masuk pada konsep cukuplah Allah bagiku, dan gak ada perasaan was atau kuatir ttg Allah,  dan gak ada perasaan takut terhadap apapun kecuali takut kpd Allah 

pernah suatu ketika gus abu ini membela temannya, dan karena hal tsb, gus abu ini harus berhadapan dg  6 pendekar yg sudah kesuwur / mashur akan kesaktiannya, ketika berhadapan gus abu ini hanya  mengacungkan tangannya, seketika itu 6 pendekar ini lumpuh gak bisa bergerak.... 

wali paidi menyedot rokoknya, dan berucap 

" gusti...derek kulo gus abu baradewa alfatihah....

WALI PAIDI 28 

wali paidi bercerita, aku duduk melingkar bersama 5 orang sepuh yg aku tdk tahu siapa mereka, tampak  dari wajah mereka, kalaumereka sedang berdzikir sirr dan menunggu seseorang. 

tak lama kemudian datanglah seorang pemuda yg kelihatannya miring otaknya, pemuda ini datang dg  memakai sarung yg di lilitkan dilehernya bergaya seperti superman, dg agak bergumam pemuda ini  ngomong2 sendiri, 

pemuda ini mengibas-ngibaskan sarungnya lalu mendekati kami, pemuda ini berdiri ditengah-tengah  kami dan melewati satu persatu lima orang sepuh ini dg menutupkan sarungnya ke wajah mereka, ketika  melewatiku pemuda ini tidak menutup wajahku dg sarungnya, pemuda ini mengitari kami sampai tiga  kali, dan setiap lewat pemuda ini tetap menutupi lima orang sepuh ini kecuali wajahku saja yg tidak  ditutupi sarungnya 

setelah berputar sampai tiga kali pemuda ini berhenti dan menengadahkan wajahnya ke langit, lalu  beranjak pergi sambil berkata dg jelas dan diulang-ulang 

" musibah yg terbesar adalah terhijab dari Allah...." 

Sedang yg menghijab Allah dari dirimu adalah keinginan2mu, contoh nya keinginanmu punya anak, ingin  nambah istri, ingin kaya ingin rumah, ingin punya pondok, ingin banyak santri, ingin pinter, ingin punya  sepeda dll. 

Jadi semakin banyak keinginanmu maka hijabmu kepada Allah semakin menebal. 

seketika itu juga menangislah lima orang sepuh ini dg menjerit-jerit 

aku hanya pulungah- plunguh melihat itu semua ini... 

Aku baru tahu, ternyata orang yg spt gila tadi adalah gurunya 5 orang sepuh, yg ditunggu untuk memberi  wejangan pada para sesepuh yg ada di sekelilingku. 

Astaghfirullah... 

Subhaanallaah.... 

Al hamdulillah... 

Allahu akbar.

WALI PAIDI 29 

Ila hadrati kang mas yai......alfatehah 

Wali paidi berdoa disamping makam seoran g sesepuh yg bisa juga disebut sebagai kiai tapi lebih ketara  seperti seorang kejawen, ngomongnya ceplas ceplos tanpa tendeng aling-aling, orang banyak  menggapnya kejawen karena setiap ada orang yg mengeluhkan masalahnya pada beliau selalu dijawab dg  ajaran2 jawa, bahkan sesepuh ini pernah bilang kepada wali paidi kalau dia tahu setiap permasalah setiap  orang yg datang kpdnya dg hanya melihat hari dan pasarannya, kalau ada orang datang di hari rabu  pahing, di waktu / jam sekian maka permasalahnya ini, melihat hari, pasaran dan jam itu sebagai  petunjuk awal beliau. 

Yang menarik dan membuat wali paidi tertawa ngakak adalah gayanya yg ceplas ceplos tanpa tedeng  aling2, wali paidi teringat diwaktu wali paidi sowan kepada beliau kala itu, Sewaktu wali paidi duduk dan  ngobrol santai dg beliau datanglah seorang santri thoriqoh sowan kepada beliau, perasaan wali paidi jd  gak enak melihat kedatangan santri ini, karena wali paidi yakin kalau sesepuh akan menghabisinya dg  komentarnya yg ceplas-ceplos , dan gurauannya yg menyerempet bahaya 

" ada apa.." tanya sesepuh 

" begini mbah saya ini minta petunjuk, bagaimana cara menjadi salik ( pelaku thoriqoh ) yg baik,  sehingga cepat mencapai jalan menuju Allah dan makrifat kpdNya...." kata santri 

" thoriqoh itu kacangan..." ledek sesepuh 

Wali paidi yg mendengar itu lansung tertawa ngakak, lalu sesepuh melanjutkan perkataannya 

" orang thoriqoh itu orang yg tidak tahu, sehingga butuh jalan sebagai petunjuk..." Santri thoriqoh ini kebingungan mendengar jawaban sesepuh ini, sesepuh memandang santri thoriqoh ini  dg tatapan tajam dan sesepuh berkata lagi dg pedasnya 

" opo matamu picek, gusti Allah itu lebih dekat dari urat nadimu, sudah dekat sekali kepadamu, trus  mengapa kamu malah ngalor ngidul menyusuri jalan, berjalan kesana kemari mencari Allah, ya tambah  jauh jadinya...." 

" maka dari itu saya minta petunjuk pada simbah, supaya hati saya bisa hudur ilallah..." kata santri dg  agak takut 

" trus kalau kamu bisa hudur kpd Allah, bisa menghadap Allah, kamu mau bilang apa kepada Allah, 

mau sambat.... pingin sugih...pingin tamumu banyak...." kata sesepuh 

Santri ini hanya garuk-garuk kepala semakin kebingungan, wali paidi mulai tadi hanya bisa tertawa  melihat itu semua 

" lihatlah dia..." kata sesepuh kepada santri sambil menunjuk wali paidi 

" dia itu orang thoriqoh seperti kamu, diangkat jadi wali bukan karena thoriqohnya, tapi karena  mengganti gurunya yg sudah mati, wali apa itu, wali kacangan, ecek - ecek, gak bahaya blas..." 

Wali paidi tertawa terpingkal-pingkal mendengar ledekan sesepuh kepadanya dan dg masih tertawa wali  paidi berkata mencoba membalas kepada sesepuh 

" lumayan mbah daripada sampeyan dari dulu jd kiai sampai tuapun gak jadi wali..." Sesepuh ganti yg tertawa mendengar sindiran wali paidi 

" aku ora doyan, seumpama disuruh milih, mendingan aku jadi kiai seperti ini daripada jadi wali  kacangan kayak kamu, isone mung ganteni gurune hehehehe..." balas sesepuh 

" kan tetap aja wali..." kata wali paidi sambil menari-nari dihadapan sesepuh 

Santri yang melihat kelakuan sesepuh dan wali paidi ini jadi gak karuan perasaannya, bingung bercampur  pingin tertawa 

" tugas para wali kan menjaga masyarakat, membimbing masyarakat, gampangannya melayani  masyarakat, jadi kamu ini pelayanku dan aku ini juraganmu.." kata sesepuh ganti menari-nari  dihadapan wali paidi 

" hahahahaha....." wali paidi tertawa 

Wali paidi tersenyum sendiri kalau mengingat peristiwa itu, sambil melihat pusara makamnya, wali paidi berkata dihatinya " bisa jadi beliau ini wali yg derajadnya tinggi sehingga aku tidak mengetahui  kewaliannya atau Allah punya pasukan khusus yg terdiri bukan dari kalangan wali, tapi kedudukannya  diatas para wali....ah...memang betul apa kata sesepuh aku ini memang kacangan....."

WALI PAIDI BAG 30 

Aku bergegas ke warungnya pak wi, guna mencari wali paidi, beliau biasanya berada diwarungnya pak wi  jam segini, dan memang benar wali paidi sedang ngopi disitu. 

Setelah bersalaman aku duduk agak jauh dari beliau, karena kulihat ada dua orang yg sedang minta  pendapat kepada beliau, kedua orang ini rapi, berpeci dan bersarung, wajahnya bersih bercahaya, aku  tidak tahu bersihnya ini karena pemutih atau seringnya berwudlu, Aku berniat menanyakan tentang  warna langit yg biru kepada beliau, tapi pertanyaan itu aku tahan dulu, karena ada tamu yg membahas  hal yg lebih penting. 

Aku mendengar kedua orang ini sedang membicarakan apa langkah yg baik, yang harus dilakukan SF,  rupanya kedua orang ini pengurus SF ( yayasan sebuah thoriqoh dijawa timur ), pengurus SF ini bercerita  kepada wali paidi kendala-kendala yg dihadapi selama ini, dg tersenyum wali paidi ini menjawab 

” kalau tidak salah SF ini dibentuk guna menyampaikan dawuh mas kiai kepada murid2nya yg tersebar  didaerah2 diseluruh indonesia, biar seragam dan tidak menimbulkan kesalah pahaman,” Wali paidi menghisap rokoknya lalu berkata lagi ” tapi kenyataannya malah SF ini menimbulkan  permasalahan baru, bukan karena SF nya tapi karena yg menjalankannya, ” 

” lalu bagaimana menurut sampeyan ” kata salah satu dari mereka 

” ini hanya pendapatku, bukan perintah, menurutku pengurus SF kalau pingin menyampaikan perintah  dari mas kiai tinggal sowan saja kepada sesepuh yg berada didaerah yg dituju tersebut, sowan yg baik,  ngomong yg enak, gak usah memakai acara resmi, kalau memakai acara resmi konsekwensinya  membutuhkan biaya, dan ini bisa jadi fitnah yg macam-macam, biar nanti sesepuh didaerah yg  menyampaikan perintah mas kiai tsb kepada para murid yg di bawah, para sesepuh lebih mengerti  akan kondisi real para murid didaerahnya masing2….” 

” inggih..inggih…” jawab mereka 

” sekali lagi ini hanya pendapat, dan kita sama2 murid mas kiai, jadi perintah tetap hak penuh mas kiai  dan yg tidak kalah penting jadi pengurus itu gak perlu dikenal atau menampakkan diri karena ini bukan  pengurus sebuah partai….” jelas wali paidi 

Tidak lama kemudian kedua pengurus SF ini pamit, setelah bersalam-salaman mereka pergi. Aku lalu  mendekati wali paidi, sebelum aku bertanya wali paidi ini sudah tertawa: 

” opo…wernone langit tah…” kata beliau kepadaku 

” iya mas….” jawabku sambil nyengir

” warnanya langit.itu macam- macam, ke tujuh langit punya warna sendiri2, dan terbuat dari bahan  berbeda…” kata wali paidi 

” tapi kok terlihat biru mas…” tanyaku 

” apa yg kamu lihat berwarna biru itu bukan langit, tapi hawa udara, warna birunya itu pantulan dari  warna biru lautan…” jawab beliau 

Sebelum aku bertanya lagi tentang warnanya laut beliau menjawab 

” birunya laut itu karena pantulan dari salah satu batu diarsy, satu batu diarsy itu mengeluarkan warna  yg bermacam-macam, ada warna hijau yg diserap tumbuh2an, aneka warna bunga itu juga menyerap  pantulan batu yg berada diarsy, batu2 mulia yg berada dibumi ini juga menyerap pantulan cahaya batu  arsy, Allah yg mengatur semuanya…..” jelas wali paidi 

” oh…..matur suwun mas….” jawabku 

Sebelum aku beranjak pergi aku berkata kepada beliau : ” mas kopiku sampeyan bayar yo….” ” hahahaha….iyo beres….” jawab belia

WALI PAIDI BAG 31 

Wali paidi tertunduk haru setelah mendengar kabar kalau kiai sepuh sakit dan harus opname dirumah  sakit, dokter memutuskan kiai sepuh harus operasi tapi kiai sepuh tidak mau dioperasi 

Wali paidi meminta ijin kepada Allah supaya jasadnya menjadi dua, dan Allah mengabulkan  permintaannya, jasadnya yg dhohir berada dirumah sedang jasadnya yg ghoib berada dirumas sakit  mendampingi kiai sepuh 

Ketika wali paidi sudah berada dirumah sakit, beliau lansung menuju kamar kiai sepuh dirawat, tampak  disitu sudah berkumpul beberapa wali yg kesemuanya hadir dg jasadnya yg ghoib sama seperti wali paidi. 

Wali paidi mengucapkan salam dan mencium tangan kiai sepuh, lalu menyalami satu persatu wali yg  hadir disitu, 

" nak, barusan saja nabi khidir pergi, beliau tadi disini sejak pagi..." ucap kiai sepuh kepada wali paidi " alhamdulillah kiai..." jawab wali paidi 

Didalam kamar itu ada ibu nyai, putra putri kiai sepuh dan beberapa kerabat, mereka tidak dapat melihat  kehadiran wali paidi dan beberapa wali yg lain. Tampak diwajah para keluarga kesedihan yg mendalam,  mereka sedih karena kiai sepuh tidak mau di operasi. 

Wali paidi melihat wajah kiai sepuh, terlihat dg jelas kedamaian dan ketentraman diwajah kiai sepuh, wali  paidi paham mengapa kiai sepuh tidak mau dioperasi, karena memang itulah bala' berupa penyakit yg  harus ditanggung oleh kiai sepuh, setiap wali adalah payung bagi santri dan orang2 yg berada diwilayah  kewaliannya, ketika turun bala' wali sebagai payung yg pertama kali menanggungnya, begitu jg dg kiai  sepuh ini, beliau menanggung bala' tersebut sudah 3 tahun lebih. dan kiai sepuh menerima semua itu dg  ikhlas karena itu sudah kewajiban dan tanggung jawabnya, maka tidaklah heran kalau kiai sepuh tidak  mau dioperasi 

Wali paidi dan beberapa wali yg lain bermunajat kepada Allah, dg harapan supaya Allah menurunkan  ilham dg mengijinkan kiai sepuh untuk melakukan operasi. Dan Alhamdulillah Allah menurunkan ilham  berupa diperbolehkannya kiai sepuh melakukan operasi, besoknya kiai sepuh mengabarkan kepada  keluarganya kalau beliau bersedia beroperasi. 

Semoga kia sepuh segera sembuh dan dipanjangkan umurnya, dan selalu dalam naungan Allah.....Amin. Lalu wali paidi dan beberapa wali yg lain pamit pergi.....

WALI PAIDI BAG 32 

Berminggu - minggu sudah wali Paidi pergi entah kemana, ada yg mengatakan beliau pergi umroh, ada yg  bilang beliau sedang " bertapa " nirakati bangsa dan negara supaya mempunyai wakil rakyat dan  pemimpin yg baik, ada juga yg meyakini kalau beliau sekarang pergi bersama seorang yg misterius yg  konon adalah Nabi Khidir 

Wali paidi ketika mau pergi hanya mengatakan dg bercanda kalau beliau mau pergi ke barat mencari  kitab suci, kemanakah sebenarnya wali paidi pergi 

Sebenarnya wali paidi sedang melakukan perjalanan dg sosok yg misterius yg konon adalah Nabi Khidir,  wali paidi bertemu sosok yg misterius ini dg tidak sengaja, waktu itu wali paidi hendak pergi kepasar  membeli ikan lele kesukaannya, di tengah jalan dia melihat seorang yg seumuran dgnya duduk di pagar  tembok ditepi jalan, ketika wali paidi berjalan didepannya sosok ini melemparkan kerikil kpd wali paidi,  dg agak kaget wali paidi menatap sosok misterius tsb, setelah berpandangan sejenak sosok tsb lalu turun  dan melangkah pergi 

Yg membuat wali paidi kaget dan berjalan mengikuti sosok tersebut adalah dg adanya " lumut " tipis  kehijauan di pagar sehabis diduduki sosok misterius tsb, wali paidi melihat tanah dan kerikil yg  bersentuhan dg kaki sosok ini jg menjadi kehijauan, rumput yg kering menjadi segar karenanya 

Merasa di ikuti, sosok yg dipercaya sebagai nabi khidir ini berhenti dan menoleh kpd wali paidi " Kamu kepingin tahu semua ini mengapa bisa terjadi " 

Sebelum wali paidi menjawab sosok misterius itu berkata lagi " Mari ikut aku, biar kamu tahu..." 

Semenjak itu wali paidi mengikuti sosok ini, dan mulai belajar kepada beliau, wali paidi menjadi tahu  bahwa beliau kemana - mana memberikan kebaikan kepada sesama, memberi semangat kepada orang yg  putus asa, menyirami hati-hati yg kering, membantu orang yg membutuhkan bantuan, mengajari orang  kaya supaya senang bersedekah, sosok ini tidak mengajar dg lisan maupun tulisan kepada wali paidi tp  sosok ini lansung memberi contoh yg baik, memberi uswatun hasanah kpd wali paidi. 

Setelah dirasa cukup, sosok misterius ini memanggil wali paidi " Kamu jangan gampang merasa kagum  melihat suatu karomah, karena karomah itu buah dari ke ikhlasan dlm ber amal sholeh yg istiqomah..." 

Wali paidi mengangguk " Sekarang kamu pulanglah..." Ucap sosok misterius tsb 

Wali paidi menunduk berniat mencium tangan sosok yg telah mengajarinya ini, tapi sebelum wali paidi  mencium tangannya, sosok ini memegang pundaknya dan merangkulnya, sambil menepuk pundaknya  sosok ini berkata 

" Semoga kamu menjadi orang yg berfaedah kpd orang lain baik di dunia maupun di akhirat, sesuai  namamu paidi..." 

Wali paidi berjalan pulang, dan dia jadi paham mengapa semua yg tersentuh sosok yg misterius ini  menjadi hijau, karena sosok ini bisa memberi kesejukan dan kedamaian kpd orang lain, kehebatan sosok  ini adalah buah dari amal baiknya yg dilakukan dg istiqomah...

WALI PAIDI BAG 33 

Wali paidi tidak tahu apa yg dialaminya saat ini, dia sering mendengar benda2 yg berada disekitarnya  sama berdzikir, mulai sapu lidi yg biasa dipergunakannya, sandal para santri yg ditatanya semuanya  pada berdzikir, sampai suatu pagi wali paidi dipanggil mbah romo kiai, dan seperti biasanya mbah romo  kiai menemui wali paidi diteras ndalem didampingi kopi plus rokok kretek kesayangannya 

Setelah menyuruh wali paidi untuk meminum kopinya dan memberinya rokok mbah romo kiai berkata : 

“ nak, apa yg kamu alami itu hal yg wajar saja, kamu jgn risau, setiap orang yg belajar membersihkan  hatinya dan mengajaknya untuk berdzikir setiap saat , maka akan mengalami seperti apa yg kamu  alami sekarang, bahkan mendengar lolongan anjing pun akan terdengar seperti suara orang yg  berdzikir, itu semua pantulan dari hatimu, kamu pasti ingat dg hadist yg menceritakan ketika nabi  mendengar kerikil yg di pegangnya sama berdzikir….” 

“ inggih kiai….” Tutur wali paidi 

“ besok kamu berangkatlah ke malang, berziarahlah ke makam habib Abdullah bilfaqih dan ayahnya  habib abdul qodir bilfaqih, tapi sebelum kamu duduk, bacalah salam ini ..” kata romo kiai sambl  menyerahkan secarik kertas kpd wali paidi 

Wali paidi dg takdzim menerima kertas kecil pemberian romo kiai. 

bacalah …” perintah romo kiai 

“ salamullahi ya saadah…..dst “ wali paidi membacanya dg melagukan salam tsb 

“ salam itu mmg sudah umum, dan disetiap kuburan wali banyak tergantung ucapan salam itu, andai  nanti ketika kamu sdh sampai di makam habib, dan habib tidak berada di makam, maka ketika habib  mendengar ucapan salammu itu, insya Allah habib akan kembali pulang ke makamnya dan menemui  kamu “ ucap romo kiai menjelaskan 

“ inggih kiai.” Jawab wali paidi 

“ kamu naik sepeda motor si sofyan saja…” perintah kiai, sofyan adalah putra romo kiai 

Besoknya wali paidi berangkat ke malang, ke pemakaman umum kasin, romo kiai berkata, makam habib  Abdullah dan habib abdul qodir berada dipemakaman umum kasin, hanya itu petunjuk dari romo kiai,  sedangkan wali paidi tidak tahu dimana daerah kasin itu, wali paidi tdk berani bertanya lebih jelas pada  romo kiai, karena menjaga tata krama, wali paidi manut dan berusaha melaksanakn perintah romo kiai  tanpa banyak bertanya dan protes 

Sesampai dimalang wali paidi lansung menuju alun-alun kota malang, setelah memarkirkan sepedanya  wali paidi clingak clinguk mencari tukang parker, tidak lama kemudian ada tukang parker yg  menghampirinya, wali paidi lalu bertanya kepadanya dimana daerah kasin itu, setelah mendapat  penjelasan dari tukang parkir tsb wali paidi lansung berangkat ke daerah kasin sesuai petunjuk yg  diterimanya 

Kira – kira sepuluh menitan wali paidi sudah berada di daerah kasin, 

“ sekarang tinggal mencari dimana letak pemakaman umum kasin..” bathin wali paidi

Wali paidi bertanya – Tanya kepada orang2 yg ditemuninya, ternyata menurut keterangan mereka  pemakaman umum kasin ada dua, wali paidi lalu menerangkan kalau dia berniat ziarah ke makam habib  Abdullah bil faqih dan abahnya habib abdul qodir bil faqih, setelah mendapat petunjuk yg jelas  mengenai arah2 ke makam, wali paidi melanjutkan perjalanannya, tapi wali paidi tetap tidak dapat  menemukan makam tsb, karena ketika sudah dekat ada saja orang yg menunjukkan arah yg salah.  Jadinya wali paidi muter2 saja diwilayah kasin, 

Setengah jam lebih wali paidi berputar – putar diwilayah kasin, karena setiap wali paidi bertanya  jawabannya berbeda – beda, wali paidi gundah hatinya, badannya tiba2 terasa capek semua, dia lalu  menghentikan sepeda motornya di tepi jalan, dia turun dari sepeda, sejurus kemudian wali paidi  mengeluarkan rokoknya dan menyalakannya, ditengah2 merokok wali paidi mulai tawasulan, setelah  selesei wali paidi berkata dalam hatinya 

“ mbah habib abdul qodir, mbah habib Abdullah, saya mau ke makam panjenengan, tolong tunjukkan  dimana makam panjenengan…..” bathin wali paidi 

Lalu wali paidi naik sepeda motornya dan mulai melanjutkan perjalanannya, wali paidi mengikuti apa  kata hatinya, kira2 baru berjalan 50 meter, wali paidi mencium bau harum semerbak, 

“ Alhamdulillah makam mbah habib sudah dekat…” bathin wali paidi 

Wali paidi mengikuti bau harum yg di ciumnya dan tidak begitu lama akhirnya wali paidi sudah berada di  depan makam umum kasin, wali paidi berputar dan masuk makam dari samping, tampak di tengah  makam ada bangunan kecil yg atasnya ada kubahnya yg berwarna hijau, dibawah kubah inilah makam  habib abdul qodir bil faqih dan putranya habib Abdullah bil faqih 

Ketika berada tepat di depan makam yg ada pagar stainlessnya, wali paidi membaca salam yg di  catatkan oleh romo kiainya, 

“ salaamullahi ya saadah minarrohmani yaghsyakum….” Ucap wali paidi, 

Baru satu baits dibaca hawa di sekitar wali paidi terasa sudah lain dari yg tadi, saking terkejutnya wali  paidi sampai terdiam sebentar, lalu dia melanjutkan membaca syiir salam itu sampai selesei , wali paidi  menunduk dg penuh ta’dzim, wali paidi merasa ada dua sosok yg agung yg mengawasinya dari dalam 

Setelah selesei membaca syiir salam, wali paidi beranjak ke dekat makam dan duduk memulai membaca  tahlil, baru saja wali paidi duduk, tiba2 seakan ada suara bedug yg ditabuh, dum…..di iringi hawa yg  menerpa tubuh wali paidi, ketika hawa itu menerpa tubuh wali paidi, seluruh tubuh wali paidi serentak  berdzikir… Alah…Allah…Allah…. 

Wali paidi membaca tahlil di iringi dengan suara bedug dum….Allah…Allah…Allah…  dum….Allah…Allah…Allah… ketika hawa itu menerpa wali paidi, serentak seluruh tubuhnya berdzikir…… 

Wali paidi menyeleseikan pembacaan tahlilnya tepat adzan magrib berkumandang, wali paidi berjalan mundur ketika keluar dari makam, dia lansung menaiki sepedanya mencari masjid terdekat, wali paidi mengikuti adzan yg didengarnya, dia berniat untuk sholat dimasjid terdekat, tapi semakin wali paidi mendekat suara adzan itu terdengar semakin menjauh, akhirnya wali paidi memutuskan untuk putar balik mencari masjid yg lain, wali paidi merasa masjid yg dituju tidak mau menerimanya,  

Wali paidi menyusuri jalan ke arah alun2 kota malang, dia berjalan pelan, bersiap kalau ada masjid yg dilaluinya dia akan berhenti, Ketika wali paidi berada didepan rumah makan cairo ( resto menu timur tengah ) hatinya menyuruhnya untuk belok kiri, setelah berjalan 20 meteran wali paidi melihat ada masjid di sebelah kiri jalan, masjid tersebut posisinya agak masuk kedalam, wali paidi memasukkan

sepedanya dan parkir dihalaman masjid, terlihat sebagian jamaah sudah keluar dari masjid karena sholat magrib sudah selesei dilaksanakan, wali paidi melangkah masuk mencari kamar kecil, lalu keluarlah seorang yg kulitnya agak hitam dan berambut agak gondrong dari dalam masjid, orang tersebut seakan menyambut wali paidi, 

" mungkin orang ini tukang becak, melihat dari sarungnya yg ngelinting dan baju kokonya yg putih lusuh dan mangkak " bathin wali paidi 

Tapi betapa kagetnya wali paidi, ketika dia bertanya kepada orang tersebut dimana letak kamar kecil, wali paidi melihat dg jelas wajah orang tersebut ketika menunjukkan arah ke kamar kecil, ternyata orang yg dikiranya tukang becak ini adalah seorang habib, dilihat dari sorot matanya dan wajahnya, 

Wali paidi kekamar kecil dg perasaan tidak tenang, dia merasa berdosa karena mengira habib tsb sebagai tukang becak, wali paidi berniat sehabis dari kamar kecil akan meminta maaf kepadanya, Tapi ketika wali paidi selesei berwudlu dan mau masuk ke masjid, habib yg dimaksud sudah tidak ada, wali paidi mencarinya di parkiran tidak ada, dan mencarinya didalam masjid juga tidak ada, wali paidi merasa menyesal krn gampang menyangka buruk kepada orang lain, gampang menilai seseorang dari tampilan luarnya. 

Wali paidi tidak tenang ketika melaksanakan sholat magrib, dia meminta kepada Allah didalam sholatnya untuk dipertemukan dg habib tsb, ketika wali paidi mengakhiri sholatnya dg mengucapkan salam, dan ketika dia mengucapkan salam yg kedua dg menoleh kekiri, dilihatnya habib yg dicarinya sudah berdiri disamping kirinya, wali paidi berniat mendekat mau mencium tangannya, tapi habib muda tersebut lansung lari keluar dari masjid menuju jalan raya terus hilang entah kemana.... 

" subhanallah ternyata dikota malang yg hiruk pikuk ini masih ada kekasih Allah yg berseliweran, seharusnya aku tadi minta kepada Allah tdk hanya bertemu tapi juga minta bisa diberi kesempatan untuk mencium tangannya..." bathin wali paidi 

Setelah berdzikir sebentar, datanglah seorang pemuda pengurus masjid mendekatinya sambil memberi secangkir teh jahe kepadanya, dan wali paidi melihat banyak habib2 sepuh mulai berdatangan memasuki masjid, rupanya sehabis magrib dimasjid ini diadakan rutinan membaca ratibul haddad, 

wali paidi berniat untuk keluar, karena dia merasa tidak pantas mengikuti acara tersebut, melihat yg datang semuanya berjubah, sedang dirinya bercelana jean dan berkaos oblong hitam dg gambar gus dur yg tertawa 

Ketika wali paidi berdiri, dia mendengar suara tanpa wujud yg berkata kepadanya " kamu mau pergi kemana, apakan kamu tidak malu, menolak undangan Nabi Muhammad..." 

Wali paidi duduk kembali, mengurungkan niatnya untuk keluar masjid, dia mengikuti pembacaan ratibul haddad itu sampai selesei, wali paidi merasa malu sekali kepada habib2 sepuh yg hadir dimajlis, terutama kepada Nabi Muhammad yg mengundangnya....






dikutip : WALI PAIDI dari situs www.BanjirEmbun.com


by terong@ebbo@aukoli